Friday, December 30, 2016

The Last Article

Halo semuanya, tidak terasa umur blog ini sudah mencapai... setahun! Dimulai sejak hari itu, 1 januari 2016, sudah begitu banyak yang terjadi pastinya selama perjalanan ini. Dan untuk bagian statistiknya(manatau ada yang penasaran), blog ini sudah mendapatkan views sebesar 4.614 dan total artikel yang di upload sebesar 68 buah.
Terima kasih banyak kepada para pembaca yang sudah setia mengikuti blog ini dari awal berdiri, semoga dengan waktu kalian membaca blog ini selama ini bisa mengubah hidup kalian ke arah yang lebih baik, baik dari segi keuangan maupun segi yang lain. Mohon maaf jika artikel yang disampaikan masih kurang menarik ataupun kurang informatif.
Yap, langsung saja. Seperti judulnya, artikel ini adalah artikel terakhir yang di upload di blog ini. Mungkin yang pernah membaca artikel saya yang satu ini merasa pemberhentian ini hanya sementara saja atau hanya taktik promosi saya saja seperti waktu itu. Tidak! Saya tekankan kembali bahwa kali ini memang blog ini akan saya abandon, dan sejauh ini tidak ada terpikirkan untuk melanjutkannya kembali.
Tidak ada alasan khusus mengapa saya menutup blog ini, hanya saja dari 1 tahun ini kelihatannya “media blogging” ini kurang atraktif untuk menarik orang-orang, khususnya yang di sekitar saya agar lebih peduli terhadap keuangannya. Bukan berarti saya menyerah, justru saya berjanji akan terus berusaha untuk menemukan bagaimana cara pembelajaran yang efektif dan melalui media apa yang membuat orang-orang, khususnya teman-teman terdekat saya agar lebih tertarik dalam mengelola keuangan mereka.
Dan jika ada dari kalian yang ingin mengikuti penulis maka kalian bisa menemukannya disini ya.. Kedepannya penulis akan lebih banyak menulis di situs ini. Berharap dengan transisi ini tulisan yang saya buat akan mencapai lebih banyak pembaca lagi.
Sejujurnya jika bisa dibilang perjalanan ini tidak seindah yang saya bayangkan pada awalnya. Saya masih ingat ketika pertama kali saya membaca artikel tentang bagaimana Mr.MoneyMustache yang berhasil pensiun muda pada umur 30 saya seketika langsung gembira dan pada saaat yang bersamaan gregetan untuk mengetahui apa saja yang dilakukannya untuk mencapai hal luar biasa itu. Dan lebih gregetnya lagi setelah mengetahui bahwa hampir semua tindakan yang dilakukannya(dari artikel yang ditulisnya), hal itu bisa dicapai semua orang! Hanya saja orang-orang pada umumnya tidak begitu peduli dengan keuangannya sehingga sebagian besar orang di sekitar kita masih bekerja sampai umur 56 tahun baru bisa pensiun. Bahkan ada yang terus bekerja sampai umur 70 tahun. 


Bukan berarti bekerja itu sesuatu yang buruk, hanya saja ketergantungan terhadap uangnya sebenarnya yang dikhawatirkan. Jika sampai umur 70 kita masih bekerja karena uang, itu berarti pilihan untuk menghabiskan sisa waktu kita akan menjadi sangat terbatas. Bayangkan jika kalian ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, menjalankan hobi, ataupun beribadah dan tidak perlu memikirkan uang lagi, pasti akan sangat menyenangkan bukan? Bagi saya itu bukan hanya sekedar menyenangkan, tetapi itulah yang saya sebut kebebasan.
Dan sebagai penutup, di perpisahan kali ini kalian berkesempatan mendapatkan aplikasi Daily Expense(Pro) secara gratis!!! Apa itu? Daily Expense adalah aplikasi untuk mencatat keuangan kalian sehari-hari, yang mana merupakan tahap pertama agar kalian bisa lebih mudah untuk berhemat dan bisa semakin cepat mengumpulkan dana untuk berinvestasi!

Ini contoh pengeluaran ane selama setahun


Ini data per bulannya


Dan ini data pengeluaran dan pemasukan selama setahun




Cara ngedapetinnya gimana? Komen dibawah ini, maks sampai 31/12/2016. Isi komentarnya dengan apa yang kalian ketahui mengenai pensiun muda ataupun kebebasan finansial. Minimal 1000 kata ya~~~
Oke, itu saja dari saya. Sekali lagi terima kasih, karena tanpa adanya kalian maka tidak mungkin blog ini bisa sampai sejauh ini. Teruslah mencari ilmu baru, jaga kesehatan dan persaudaraan, serta jangan lupa berinvestasi!!!

Bye byeee

Thursday, December 15, 2016

Filosofi pacaran dan trading saham

Single? Sudah menikah? Janda? Duda? Itu pilihan setiap orang. Tapi kalau jomblo? Itu karena terpaksa.
.
.
Tidak tidak, ini bukan blog tentang orang-orang yang menggalau karena cinta. Namun tidak ada salahnya sekali-sekali kita membahas sesuatu yang paling sering dibahas anak muda pada saat ini kan, yaitu mengenai pacaran(dan apa kemiripannya dengan trading saham).

Kita mulai bahasan kita kali ini dengan mengetahui apa itu arti pacaran sendiri. Berdasarkan Wattpad.com ,“Pacaran merupakan proses perkenalan antara 2 insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan.”
Kata yang mau kita bahas lebih lanjut disini adalah “pencarian kecocokan” itu sendiri. Betapa banyak orang yang putus dan bahkan cerai karena merasa tidak cocok dengan pilihan mereka. Ada yang menanggapinya dengan dewasa, move on dan tetap menjadi teman dekat mantan mereka tersebut. Ada juga yang menanggapinya dengan tindakan bocah seperti memusuhi mantan, meneror mereka dan hal-hal buruk lainnya. Dan ada juga yang yang menyesali dan mencoba mengajak balikan mantan mereka.

Sama saja dengan dunia saham, betapa banyak orang yang rugi bahkan bangkrut karena saham piliah mereka. Hanya saja ketika saham pilihan mereka tidak berjalan sesuai yang mereka inginkan ada yang bertindak secara dewasa(trader/investor profesional), yaitu move on dan mempelajari  lagi apa penyebab kerugian (dan tidak lupa) keuntungan yang telah terjadi. Ada juga tindakan bocah (trader/investor pemula), seperti menyalahkan pemerintah, menyalahkan pasar, menyalahkan broker atau analis mereka, atau yang paling parah menyalahkan tuhan. Dan ada juga tipe yang banyak menyesalnya, menyesal ketika dia jual harga sahamnya naik dan ketika dia tidak jual harga sahamnya turun dalam, bahkan ada juga yang menyesal karena dia telat membeli suatu saham karena saham tersebut  terlanjur naik.
Lanjut, anggap kita sudah merasa cocok dengan seseorang, berikutnya yang kita lakukan adalah? Ya, tentukan tujuan kita pacaran seseorang itu apa. Ada yang pacarannya untuk diajak serius/menikah, ada yang untuk teman belajar dan teman jalan saja, ada yang untuk,..”ehem ehem”, dan seterusnya. Walaupun tahap ini tidak kita lakukan secara sadar tapi tahap ini pasti dilakukan semua orang kok.
Hubungannya dengan dunia saham? Tepat setelah kita menemukan saham yang cocok/yang mau dibeli, maka sebelum kita “eksekusi” langkah yang kita lakukan juga menentukan tujuan dari membeli saham itu sendiri apa. Sedikit banyaknya dari realisasi tujuan inilah trader/investor dapat dilihat kesuksesannya. Tujuan membeli saham itu sendiri sangat bervariasi, saya asumsikan saja biar gampang. Day trading itu bisa dianalogikan dengan “cinta satu malam”nya di pacaran. Swing trading sama dengan pacaran dengan cewek yang lagi hits pada masanya(biasanya di sekolah atau di kampus). Dan terakhir ada Value investing yang bisa dianalogikan dengan pacaran yang bukan hanya karena fisiknya saja, melainkan mencintai seseorang karena “nilai” yang dia miliki, yang berarti memang serius untuk dinikahi.
Next, untuk seseorang yang sedang menjalin hubungan, konsistensi adalah kuncinya. Mungkin kalian pernah liat seseorang yang mencintai orang lain ketika pasangannya sedang berada di “atas” saja, dan ketika pasangannya mengalami masalah, mereka putus atau bercerai. Biasanya ini terjadi pada pemula atau pada orang-orang yang belum menganggap serius menjalin hubungan tersebut. Namun dalam jangka panjang, pasangan yang berhasil adalah mereka yang selalu ada ketika pasangannya sedang di atas maupun di bawah. Seneng kan ngeliat ada kakek nenek yang masih mesra aja gitu.

Ya, saya rasa sekarang kalian sudah tahu bahwa hal itu berlaku juga di dunia saham. Banyak orang-orang diluar sana yang memamerkan kesuksesan saham-saham pilihan mereka, yang membuat kita menjadi tidak pede dengan saham yang kita miliki sekarang. Bisa jadi dari 20 saham yang dia umbar-umbar hanya 1 atau 2 yang memang berhasil/benar dugaannya. Yang memang berdasarkan pengalaman orang-orang yang pilihannya bagus tidak akan membagikannya kepada orang lain, apalagi secara cuma-cuma. Jadi tenang saja dan yakinlah terhadap analisis dan keputusan kalian jika itu memang berdasarkan data yang ada. Kelak 10-20 tahun kemudian jika kalian konsisten terhadap suatu/beberapa saham pilihan kalian jika kalian tipe investor, ataupun jika kalian konsisten menjalani sistem yang sudah kalian buat jika kalian seorang trader, maka hasilnya saya jamin memuaskan.
Oke, itu saja untuk kali ini... Semoga pengalaman pacaran maupun ngejomblo selama ini bisa menjadi bekal untuk trading maupun investing di dunia saham~~
Dan saya tutup artikel kali ini dengan quote bikinan saya sendiri
“Consistency is everything”

Sunday, December 4, 2016

Penyebab rendahnya minat anak muda di pertanian(dan investasi)

Haloo, kita sudah memasuki bulan desember aja ya... Dah mau tahun baru.. Apa kalian sudah memiliki target ataupun resolusi untuk tahun depan?
Kali ini saya ingin membahas mengenai penyebab mengapa orang-orang, terutama anak muda pada umumnya tidak tertarik kepada pertanian(dan investasi) nih.. Penasaran? Kalaupun engga ya tetep lanjut baca juga dah..
Yang pertama, pertanian membutuhkan waaaaktu yang lama untuk bisa dipetik hasilnya. Maksudnya? Ya contoh gampangnya aja ni, kita nanam pohon hari ini mau kita doain mau kita siramin terus mau kita pupukin sampai mampus juga ya tumbuh besarnya setelah 10 tahunan ke atas kan. Sama tuh kayak investasi. Kalian punya uang 10jt sekarang mau kalian investasikan di reksa dana kek, di saham, di obligasi tetep aja dalam jangka 10 tahun baru mulai terasa besar returnnya. Jadi, untuk menunggu selama itu, apalagi dengan anak jaman sekarang yang sukanya serba cepat dan praktis, sepertinya membuat pertanian(dan investasi) kurang diminati.
Kedua, terlalu sedikitttt yang mau dikelola.. Pernah merasa ga sih alasan petani-petani di negara kita ga makmur apa? Kalau kalian menjawabnya dengan tidak optimal dalam mengelola lahannya maka saya luruskan sedikit, bukan karena lahan yang ada tidak dikelola dengan optimal, melainkan lahannya terlalu kecil, jadi mau dikelola gimana juga hasilnya tetep aja gabisa memakmurkan petani!. Sama juga kayak investasi, tabungan kita yang cuma 10jtan mau return setahun 100% ga akan cukup buat financial freedom yang kita bicarakan! Makanya dalam 4 langkah menuju financial freedom saya menyarankan tingkatkan dulu pendapatan, saving, baru kemudian kalian bisa mulai berinvestasi. Dan karena tabungan yang masih terlalu sedikit itu pula, yang membuat pertanian(dan investasi) kurang diminati.
Ketiga, terlalu banyak ketidakpastian dalam mengerjakannya, baik dari faktor internal maupun eksternal. Karena itu akan sangat susah mencapai hasil sesuai yang diinginkan dengan cuaca ataupun iklim yang tidak mendukung apalagi khususnya sekarang(ada efek global warming d.l.l). Dan kemungkinan untuk rugi juga yang membuat orang-orang agak “minder” untuk berbisnis di pertanian. Ya, kalian pasti sudah tahu dunia investasi, terkhusus saham yang mengalami fluktuasi seperti ini dari waktu ke waktu. Yang terkadang membuat kita tidak rasional dalam bertindak. Padahal jika ditarik garis panjang 25 tahun ke belakang, secara rata-rata investasi di saham salah satu yang paling menguntungkan dibandingkan investasi-investasi lainnya, khususnya dengan fee transaksi yang murah(sekitar 0,4% net), tidak seperti properti(sekitar 4-6% net), dan bahkan emas(yang sebenernya tidak pernah saya anggap sebagai investasi). Namun untuk bertahan dalam masa naik dan turun itulah tantangan sebenarnya dari dunia bisnis dan investasi, dan bagi orang yang bermental risk averse, inginnya pendapatan yang tetap dan investasi yang pasti untung, membuat pertanian(dan investasi) kurang diminati.


Jadi? Apakah salah orang-orang menghindari pertanian? Saya rasa tidak, selagi 3 masalah utama di atas belum terselesaikan. Dan bahkan masalah yang pertama memang belum ada solusinya. Jadi daripada stres mikirin ngemajuin pertanian di negara kita, mending investasi dulu aja deh. Langkah-langkah yang bisa dilakukan lebih realistis dan achieveable buat kita yang memang memulai dari 0 begini. Bukan tidak mungkin kelak ketika kita sudah mencapai financial freedom baru kita bisa mulai membangun petanian negara ini kembali, karena bagaimanapun kita masih negara agraris bukan.

Sekian dan selamat bertani!!!

Saturday, November 19, 2016

Uang = Waktu part 2

Jika kalian ada waktu untuk berpikir sejenak, coba deh pikir gimana sih cara kalian bisa mendapatkan uang yang ada di dompet/rekening kalian selama ini? Jawabannya bervariasi pastinya, terutama karena ketika kita mahasiswa mayoritas dari kita masih mendapatkan uang dari orang tua kita. Namun apa yang terjadi kita tiba saatnya kita harus mencari uang sendiri?
Jika kalian pernah membaca artikel saya yang berjudul “waktu dan uang”, maka bahasan kita kali ini masih berkisar di bidang itu juga. Mengenai apasih hubungan sebenarnya antara uang dan waktu dalam hidup kita. Tanpa basa-basi lagi mari langsung saja kita jawab pertanyaan saya yang di atas tadi.
Kelak ketika kita sudah menyelesaikan sekolah kita, atau lebih tepatnya tiba saat kita untuk bekerja(mencari uang sendiri), maka uang menjadi sumber daya yang terbatas dalam kehidupan kita. Dulu ketika kita ingin beli gadget, beli baju, beli tas, kita tinggal meminta kepada orang tua kita, namun sekarang kita harus berpikir keras bagaimana cara kita mendapatkan uang yang cukup untuk membeli barang tersebut.
Pemikiran-pemikiran bagaimana cara kita untuk bisa mendapatkan uang itulah yang menjadi motivasi utama kita bekerja(jika ada yang bekerja bukan karena hal ini maka anda sangat luar biasa~). Yang dari pemikiran tadi dan dengan perhitungan sederhana, kita akan menemukan bahwa gaji yang kita dapatkan saat ini tidak cukup! Sehingga beberapa dari kita memilih untuk merintis karir setinggi-tingginya sehingga kelak gaji yang didapatkan akan semakin meningkat.
Semua itu boleh-boleh saja, SAMPAI tiba waktunya kalian membeli sesuatu yang seharusnya tidak menjadi kebutuhan primer kalian lagi. Yang bisa saya contohkan adalah seperti ini: Dulu pak Tejo memiliki mobil Avanza satu ketika gajinya 5jt/bulan, dan ketika gajinya 20jt/bulan? Dia menukar Avanza tersebut menjadi Fortuner!. Contoh berikutnya ada pak Sukirman yang rumahnya dulu hanya ukuran minimalis(9x12 m2) ketika gajinya 5jt/bulan, sekarang sejak gajinya 15jt/bulan, dia membeli rumah yang lebih besar!(10x36 m2). Contoh terakhir ada pak Butet yang ketika gajinya 5jt/bulan, dia sudah senang dengan makan dan nongkrong di warteg dekat kantornya, namun sekarang? Sejak gajinya 10jt/bulan dia menjadi rutin makan di KFC, MCD, dan bahkan nongkrong di Sevel!
(biasanya kehidupan orang kota gini nih)
Terdengar biasa? Atau bahkan kalian sudah melihat langsung orang-orang yang melakukan hal seperti itu dalam hidup mereka? Biasanya orang-orang metropolitanlah yang cenderung untuk hidup seperti ini(bisa jadi karena tuntutan rekan-rekan kerja,d.l.l). Kelak gaya hidup merekalah yang menjadi alasan bagi para suami/istri atau bahkan orang tua di kota untuk tidak punya waktu yang cukup buat keluarga mereka karena harus mencari uang yang sebenarnya tidak lagi benar-benar mereka butuhkan.
(Contoh ekstrim orang tua yang terlalu sibuk mencari uang dan efeknya)
Dan jika memang pola pikir orang pada umumnya seperti itu, maka saya sangat tidak heran dengan pernyataan “Mana mungkin bisa pensiun muda kalau kita bukan anak orang kaya dari sananya!”, atau “Pensiun muda? Gila kamu ya, biaya hidup sekarang semakin hari semakin mahal bro!”,d.l.l
Solusinya apa? Dikutip dari buku Your Money or Your Life, maka langkah nyata yang bisa kita lakukan adalah menghitung berapa pendapatan kita per jam yang sebenarnya. Berlaku untuk yang mendapatkan kiriman dan juga sudah mempunyai gaji sendiri. Bagaimana caranya?
Seperti biasa kita akan mulai dengan contoh.  Asumsi gaji saya 5jt/bulan, yang berarti 200rb/hari(asumsi 25 hari kerja) atau 22rb/jam(asumsi 1 hari 9 jam kerja). Walaupun di buku itu dikatakan bahwa 22rb/jam itu bukanlah pendapatan kita per jam yang sebenarnya, karena itu belum dikurangi ongkos pulang pergi kita, waktu dan tenaga yang kita habiskan untuk pergi bekerja, dan bahkan waktu libur kita yang terganggu oleh deadline pekerjaan kita. Tapi untuk sekarang kita abaikan saja itu dulu, dan kembali ke 22rb/jam.
Sudah ketemu pendapatan per jam untuk diri kalian masing-masing? Tinggal ubah 5jtnya jadi berapa yang kalian dapat per bulannya kok. Ayo hitung, jangan mager-mager demi masa depan yang lebih baik. ^^
Setelah ketemu baru harus ngapain? Nah, ini nih bagian yang serunya. Dengan perhitungan itu, sekarang setiap kalian hendak membeli sesuatu, kalian bisa tahu berapa jam dalam hidup kalian yang sedang kalian tukarkan saat itu! Contoh? Pak Sutejo ingin membeli coklat Toblerone seharga 45rb, maka dengan memikirkan dia harus menambah 2 jam waktu kerja dalam hidupnya hanya untuk sebatang coklat dia jadi mempertimbangkan kembali apakah dia benar-benar perlu membeli coklat itu atau tidak.
Ya, saya tau beberapa dari kalian pasti ada yang menganggap hal ini lebai, tapi apa salahnya untuk dicoba? Toh tidak ada orang lain juga yang tau kan. Dan dengan pemikiran ini pula, saya jamin sebagian besar dari yang benar-benar mencobanya akan membelanjakan uangnya dengan penuh perhitungan, yang secara tidak langsung akan membuat kita jadi hemat dengan sendirinya(inget, hemat ya, bukan pelit!)
Kembali lagi ke orang-orang kota tadi sebentar, pak Tejo, pak Sukirman, dan pak Butet. Ketika mereka sudah membaca dan menerapkan apa yang ada di artikel ini, mereka menjadi hidup seperti pendapatan mereka 5jt/bulan kembali. Dengan pertimbangan apakah waktu yang akan mereka tukar dengan barang-barang tersier itu benar-benar diperlukan dibandingkan waktu untuk bersama anak dan keluarga(Cerita ini hanya cerita fiksi, setidaknya untuk sekarang.)
Itu saja untuk kali ini, semoga yang membaca artikel ini benar-benar mempraktikkannya.  Dan jika sudah ada yang mencobanya dan merasakan efek langsung dari melakukan hal ini bisa segera komentar ya~~~

Terima kasih, sekian dan selamat mengetahui pendapatan per jam mu!!!

Wednesday, November 9, 2016

Trading Saham segampang Ngejemur Baju?

Halohalo, sepertinya belakangan ini saya lihat antusias anak muda untuk terjun ke dunia saham semakin meningkat, tapi masih pada bingung mulainya darimana? Tidak usah bingung, karena trading saham itu bisa dibilang segampang menjemur baju lo. Kok bisa gitu? Mari langsung saja kita kupas tuntas penyebabnya~~~
Jadi gini nih, saya asumsikan kita semua sudah pernah menjemur pakaian kita bukan? Kalau sudah, maka segampang itu jugalah sebenarnya teknik untuk sukses di trading saham.
Ketika kita selesai mencuci dan hendak menjemur, apa yang menjadi concern kita pada saat itu? Saya beri pilihan:
A. Baju yang akan dijemur
B. Cewek cantik yang lagi ngejemur juga
C. Cuaca saat itu
Jika kalian menjawab C, maka kalian benar! Analogi di saham sendiri bahwa cuaca itu adalah IHSG-nya kita kalau di Indonesia. Jadi yang pertama kali kita lakukan sebelum trading adalah melihat keadaan pasar secara overall, yang sedikit banyaknya akan berpengaruh kepada saham yang kita pilih. Kita akan lebih suka menjemur di cuaca yang cerah bukan? Sama saja, kita juga akan lebih prefer trading pada saat IHSG sedang hijau(naik). Bukan ketika cuaca mendung/IHSG kuning(stagnan) apalagi hujan/IHSG merah(turun).
Lanjut ke analogi kedua.
Asumsi kalian sudah menjemur pakaian kalian di jemuran tadi, apa yang akan kalian selanjutnya?:
A. Mantengin/Mengawasi jemuran kalian sampai kering
B. Godain mbak-mbak yang lagi lewat
C. Kita tinggal saja karena kita sudah yakin jemuran tersebut akan kering pada waktunya, bahkan tanpa kita pantengin sekalipun

(eh, ini.. hanya, buat ilustrasi aja kok)

Yap, jika kita orang normal maka yang kita pilih pastilah B, eh C maksudnya. Sama saja, ketika kalian sudah membeli suatu saham(yang diasumsikan sudah melakukan Technical Analysis dan Fundamental Analysis dan juga analisis yang lain sebelumnya), langkah terbaik selanjutnya adalah tinggalkan dan percaya bahwa saham yang kalian pegang itu akan naik pada waktunya!
Namun bukan berarti ketika ternyata saham yang kalian pilih ada gejala turun kalian diam saja, itu gunanya ada titik cut-loss di setiap trading saham yang kita lakukan. Kalau di jemuran ceritanya gini, masak ketika cuaca udah mendung atau gerimis kita tetap optimis bahwa jemuran kita akan kering dan tidak kita ambil, kan terlalu berisiko.
Oke, analogi terakhir saya sampaikan seperti ini.
Ketika sudah selesai menjemur dan tiba saatnya mengambil jemuran, apa perlu kita bandingin jemuran kita dengan jemuran orang lain? Seharusnya sih tidak. Namun ketika kita memasuki dunia trading saham, akan begitu banyak orang-orang yang membangakan “jemurannya”! Yang tidak lain dan tidak bukan akan mempengaruhi psikologi kita kedepannya. Muncullah nanti sifat-sifat greed(mengapa aku tidak seuntung dia), fear(saham yang kupegang sepertinya tidak seuntung yang dia pegang), fear of missing out(aku ingin ikutan di gerbong saham yang orang bilang sangat menguntungkan itu!),d.l.l
Percayalah, mereka itu membanggakan saham-saham itu pasti memiliki maksud tertentu, dan yang paling sering untuk menguntungkan mereka sendiri, bukan kita! Ya, sekali lagi, bukan kita! Jadi berhentilah terlalu mendengar setiap apa yang dikatakan orang terutama ketika kita memasuki dunia trading saham nanti.
Oleh karena itu, dengan logika jemuran maka kita tahu bahwa yang perlu kita perhatikan hanyalah jemuran kita, kalaupun ingin memperhatikan jemuran orang lain tidak apa, namun hilangkan emosi terlebih dahulu, lihatlah dari sisi rasionalitasnya.
Akhir kata, jika ternyata sudah menjemur di cuaca yang cerah namun ternyata pakaian kita masih belum kering juga, atau sama dengan ketika kita sudah trading saham dengan teknik yang benar, namun masih belum untung juga, maka ingatlah satu hal. 
"Akan tiba masanya hari yang cerah seperti ini akan datang kembali, mungkin bisa besok, lusa ataupun beberapa hari kedepan, namun aku akan tetap setia menunggu demi menjemur kembali pakaianku yang belum kering tadi."




Oke, itu saja dari saya kali ini, sukses selalu dan selamat menjemur!!!

Monday, October 31, 2016

Harta atau Nyawa?


Halo semuanya, bagaimana perjalanan keuangan kalian sejauh ini? Apakah sudah ada perubahan sejak pertama kali membaca blog ini? Saya harap sudah. terutama ke arah yang lebih baik tentunya.
Jadi belakangan ini saya sedang dalam progress membaca buku “Your Money or Your Life”. Sebuah judul yang unik, si pembuat buku sepertinya terinspirasi dari kejadian dimana ada seseorang yang sedang ditodong pisau ataupun pistol dan kemudian ditanyakan” Harta atau nyawa”? Yang saya dan dia yakin jawaban kita semua adalah lebih memilih nyawa daripada harta. Tapi benarkah seperti itu?
Saya tidak tahu apakah yang saya ceritakan ini benar atau tidak, namun setahu saya ketika kita sudah bekerja nanti, kita akan menghabiskan “8 jam” hidup kita untuk bekerja setiap harinya, belum ditambah waktu di perjalanan, waktu mencoba naik pangkat dengan mendekatkan diri kepada bos dan teman sejawat, dan waktu istirahat kita yang terkadang habis untuk lembur dan mengerjakan pekerjaan lain. Sehingga bisa dibilang dalam sehari 12 jam hidup kita habis hanya untuk pekerjaan saja. Mari kita lihat gambaran sekilasnya.
Bangun jam 6 pagi, mandi, berpakaian serapi mungkin, kemeja untuk pekerja kantoran, jas lab putih untuk yang kerja di rumah sakit, dan seragam coklat untuk pegawai negeri. Naik commuter line ataupun kendaraan umum, terkena macet, merasakan tergencet di kereta api, oh iya, sarapan kalau sempat. Kerja dari jam 9 sampai jam 5, berhadapan dengan bos tercinta, berhadapan dengan teman sejawat yang siap menikam dan menjatuhkan kita, berhadapan dengan suplier, pasien, pelanggan, bertindak sibuk, melihat jam, melakukan hal yang bertentangan dengan keinginan pribadi karena itu perintah bos, tidak lupa tersenyum, dan akhirnya jam 5 sore. Kembali lagi menghadapi kemacetan seperti tadi pagi, sampai rumah. Kalau punya istri/suami “mesra-mesraan” sebentar(kalau masih ada tenaga), makan, nonton tv, tidur.
Dan mereka bilang ini yang namanya usaha untuk membuat kehidupan yang lebih baik? Coba perhatikan berapa banyak orang yang terlihat lebih bersemangat ketika mereka bekerja dibandingkan ketika mereka pulang ataupun liburan. Bukankah yang kita lakukan itu secara tidak langsung sama saja dengan menukar nyawa kita dengan harta? Banyak orang tidak begitu menyadarinya karena itu terjadi dengan sangat perlahan.
Sampai pada akhirnya kita memiliki semua kenyamanan dan kemewahan yang kita inginkan, namun mental “jam 9 sampai jam 5” itu akan merasuk kedalam diri kita dan akan sangat susah untuk dilepaskan. Dengan anggapan “Apa guna kita hidup kalau kita tidak bekerja?” Mimpi kita untuk mencari arti hidup dan mencapai sesuatu yang kita inginkan perlahan menghilang dengan kenyataan dunia politik, stres berlebihan akibat bekerja, kebosanan, dan kompetisi yang intens.
Oleh karena itu buku ini hadir mencoba memberikan kita langkah-langkah untuk bisa terbebas dari semua hal di atas. Yang pada intinya adalah mengarahkan kita untuk mengenal uang lebih dekat lagi, lebih intim lagi, bukan sebagai sesuatu yang terpisahkan dari diri kita, melainkan sebagai sesuatu yang melekat dalam diri kita, menjadi bagian dari tubuh kita,yang senantiasa perlu kita jaga, perlu kita rawat, dan perlu sering diperhatikan agar dia tidak kabur(sama seperti pacar kita).
Dengan membaca buku ini kita akan mengetahui betapa pentingnya arti sebuah uang dalam hidup kita. Jika kita digaji 4jt/bulan, yang berarti 25 hari, 200 jam, kita akan mendapatkan bahwa pendapatan kita per jamnya adalah 20rb. Dengan mengetahui hal itu, kita bisa tahu bahwa, contoh kita makan di pizza dengan harga 100rb, maka kita tahu bahwa kita menukar  5 jam hidup kita untuk sekali makan! Contoh lain adalah ketika menonton bioskop, kita membayar 50rb, yang berarti 2,5 jam hidup kita. Dan bisa dilanjutkan dengan pengeluaran apapun dalam hidup kita. Hanya dengan langkah yang ini saja saya yakin kalian tidak akan tega untuk menghambur-hamburkan uang kalian lagi bukan? Uang yang didapat dengan menukarkan waktu dan tenaga kalian, yang jika dihabiskan begitu saja maka tidak akan bisa diganti kembali.
Tidak perlu menjadi pelit, karena jika memang kita mengeluarkan uang untuk sesuatu yang benar-benar bernilai dalam hidup kita itu berarti kita sudah berada di jalur kebahagiaan bukan? Hanya saja perlu diperhatikan lagi mana pengeluaran yang memang benar-benar membuat kita bahagia atau pengeluaran yang hanya membuat si penjual bahagia. Dan juga dengan berkurangnya pengeluaran kita yang kurang penting, kita akan mempunyai tabungan, bisa berinvestasi, dan sampai pada akhirnya kita bisa hidup dari hasil investasi kita itu tanpa perlu mengurangi modal pokoknya.

Jadi, jika tiba saatnya kita diberi pertanyaan harta atau nyawa? Maka kita bisa menjawab, saya memilih keduanya, terima kasih.

Sunday, October 23, 2016

Randomness in my life and yours

Halo, apa kabar semuanya? Apakah kalian semua sehat? Bagus kalau begitu, buat yang kurang sehat mungkin bisa dipikirkan kembali apa penyebab sakit yang kalian alami saat ini. Yang kemungkinan besar dipengaruhi oleh pilihan kalian yang kurang tepat di masa lalu.
Kali ini kita akan membahas mengenai hukum Randomness* dalam pengaruh kehidupan kita terutama dari segi finansial tentunya. Adapun tulisan kali ini mendapat inspirasi dari buku Fooled by Randomness karya Nicholas Taleb dan juga game Bioshock:Infinite.
Kita mulai dari masa pertama, yaitu masa kelahiran kita. Kalau dipikir-pikir lagi, bukankah semua atribut yang diberikan tuhan kepada kita itu bersifat random? Wajah yang cantik/ganteng, badan yang tinggi/pendek, anggota tubuh yang sempurna/cacad, suara yang merdu/sumbang, dan masih banyak lagi randomness yang terjadi hanya dalam proses penciptaan 1 orang saja dan pastinya bukan kita yang menentukan semua hal yang saya sebutkan di atas, tidak adil bagi kita yang mendapatkan yang jelek-jeleknya? Tidak juga. Mari kita lanjut.

Setelah kita lahir sampai masuk kepada masa remaja, kita dipengaruhi randomness yang kedua yaitu orang tua dan lingkungan kita. Tidak bisa dipungkiri terkadang kita pernah iri melihat teman-teman kita yang orang tuanya tajirnya minta ampun, yang rela memberikan si anak apapun yang dia mau(dari segi material), walaupun terkadang yang sebenarnya si anak paling inginkan adalah waktu bersama orang tua dan keharmonisan dalam keluarganya. Terkadang juga kita pernah iba melihat teman-teman kita yang orang tuanya miskin, walaupun mungkin saja terlihat miskin karena  dia berada di lingkungan anak-anak yang orang tuanya kaya tadi. Sehingga ketika diajak jalan-jalan ke mall, membeli game dan console terbaru, dia mau tidak mau hanya bisa melihat teman-temannya saja tanpa mampu mengikuti.
Oke, cukup sampai tahap remaja, sekarang masuk fase ketiga, yaitu masa dewasa, yang mana bisa kita asumsikan setelah kita menikah, atau setelah kita mulai merantau, terserah kalian saja, karena tidak ada acuan yang tetap mengenai hal ini. Namun yang terpenting adalah di tahap ini efek randomness ketika kita lahir tadi semakin berkurang! Tergantikan oleh sesuatu yang kita sebut kerja keras, niat yang kuat, dan hal-hal lainnya yang sebenarnya semua orang bisa lakukan dan dapatkan terkesamping dari keterbasan dari segi wajah, fisik, otak, d.l.l.
Dan terakhir? Ya, masa tua. Yang saya asumsikan bahwa itu adalah masa untuk kita melihat hasil dan efek dari perbuatan kita khususnya perbuatan dari saat ini. Di tahap ini bisa kita lihat randomness dari masa kita remajapun sudah tidak begitu kelihatan efeknya. Selesai, semua orang akan melalui keempat tahap ini, mau tidak mau dan suka tidak suka.
Sekarang kita masuk ke bagian yang serunya, dalam game Bioshock:Infinte, bisa kalian lihat bahwa penjelasan dari true ending game tersebut adalah(SPOILER ALERT) bahwa ternyata penjahat utama(antagonis)dari game tersebut yang selama ini kita kejar-kejar tidak lain dan tidak bukan adalah si tokoh utama(protagonis) sendiri! Maksudnya?
(Booker protagonis di kiri dan Booker antagonis/Comstock di kanan)

Nama tokoh utama game itu adalah Mr.Booker, yang ternyata adalah bapak dari wanita yang memiliki kekuatan untuk menjelajahi ruang dan waktu, sehingga dia bisa maju dan mundur menuju masa yang dia inginkan. Jadi mengapa bisa Mr.Booker menjadi protagonis dan antagonis dalam waktu yang bersamaan? Itu semua karena pilihan yang dia ambil ketika dia remaja dulu(dijelaskan dalam game). Di 1 sisi, pilihan dia untuk dibaptis dan mengikuti jalur pendeta membuat dia menjadi antagonis dari game tersebut, dan pilihan dia untuk membunuh si pendeta yang akan membaptis dia membuat dia menjadi protagonis dari game tersebut(Selebihnya bisa dicari di Google jika penasaran).
Unik bukan? Kembali lagi ke fokus utama kita, yaitu efek randomness. Bisa dilihat game ini adalah contoh ekstrim dari efek randomness tersebut. Mungkin kita tidak akan pernah tahu apa jadinya kita di dunia lain ketika kita mengambil pilihan yang berbeda pada saat-saat tertentu, namun kita pastinya bisa membayangkannya bukan? Contoh kecil saja, coba bayangkan jika kalian yang di dunia lain memutuskan untuk tidak membaca tulisan saya kali ini, mungkin saja kalian tidak begitu memikirkan mengenai randomness dalam kehidupan kalian sehari-hari. ^-^
Jadi apa hubungannya dengan keuangan? Untuk bagian ini saya lebih menekankan kepada dunia saham, karena di dunia itu terdapat paling banyak efek randomness sesungguhnya yang pilihan yang kita ambil bisa merubah hidup kita, pilihan yang terkadang hanya memakan waktu setengah menit dan hanya membutuhkan satu tombol buy/sell untuk merubah nasib kita! Berhubung sudah terlalu panjang, untuk bagian ini akan saya bahas di lain waktu.
Jika dipikir-pikir lagi, apa kalian mau kalau nasib kalian yang di masa depan nanti mengalami masalah dalam keuangan? Bukankah sekarang kita sudah tahu bahwa masa tua kita adalah efek dan hasil dari tindakan kita saat ini? Jika jawaban kalian adalah tidak, maka ayo, saya mengajak kepada kita semua untuk senantiasa mempelajari cara mengelola keuangan kalian dan juga cara menginvestasikannya.
Kelak ketika kalian sudah mencapai kebebasan finansial, bukan keluarga kalian, bukan teman-teman kalian, bukan saya juga pastinya yang pertama menikmati hasil tersebut pertama kali. Ya! Itu untuk kalian sendiri. Yang saya yakin jika benar sudah sampai tahap itu, maka kalian yang di masa depan akan berkata kepada diri kalian yang di masa lalu,
“Terima kasih atas kerja kerasnya dan usahanya selama ini dalam menggapai kebebasan finansial ya diriku. Engkau rela melalui sulitnya pendidikan khususnya dalam keuangan, bidang yang banyak dihindari orang-orang karena ilmunya yang membosankan dan dianggap berbahaya. Sekarang aku akan menikmati kebebasan finansial ini, dan tidak butuh waktu lama untuk aku menyebarkan kebahagiaan ini kepada orang-orang di sekitarku!!!”

(momen ketika diri kita di masa depan mengatakan hal itu di hadapan kita)




*Randomness: Bahasa Indonesianya keacakan, yang sepertinya jauh lebih keren jika memakai kata randomness untuk tulisan kali ini.

Saturday, October 8, 2016

Menggandakan uang, why not?


Belakangan ini berita mengenai Dimas Kanjeng semakin terkenal saja. Saya rasa kalian juga sudah pada tahu bahwa dia diberitakan dan diguyonkan dengan kemampuannya dalam menggandakan uang. Menurut orang-orang kelucuan itu bisa jadi karena mereka berpikir itu  hal yang mustahil, tapi apakah benar hal itu mustahil?
Jika kalian sudah membaca semua jenis serangan, maka kalian akan tahu bahwa menggandakan uang itu bukanlah suatu hal yang mustahil! Terdengar aneh? Kita ambil contoh simpel dengan menaruh uang di obligasi dengan return 10%/tahun, maka dalam 10 tahun uang kita akan menjadi 2x lipat! Dan jika ditaruh di reksa dana saham dengan return rata-rata 20%/tahun, maka uang kita akan menjadi 2x lipat dalam 5 tahun saja! Sungguh mengejutkan bukan?
Walaupun perhitungan sebenarnya tidak sesimpel itu, melainkan jika kita benar-benar ingin tahu kapan uang kita akan menjadi 2x lipat sejak kita investasikan, kita perlu menggunakan rumus 72. Yang rumusnya adalah
“Waktu harta kita menjadi 2x lipat = 72/(return/tahun).
Sehingga dengan return obligasi 10%/tahun, kita hanya butuh 7,2 tahun agar uang kita menjadi 2x lipatnya! Mengapa bisa begitu? Karena ada namanya efek compounding growth yang mempengaruhinya. Mungkin kalian sudah lumayan familiar sekarang dengan kata itu. Kalaupun belum, kalian bisa segera googling untuk penjelasan lebih lanjutnya.

(Menggandakan diri memang mustahil,tapi menggandakan uang tidak)

Sehingga kini kalian sudah tahu bahwa menggandakan uang bukanlah suatu hal yang mustahil, hanya saja memerlukan sedikit waktu dan usaha. Sayangnya kebanyakan orang Indonesia belum familiar dengan namanya investasi, sehingga mereka memakai jalur yang “aneh” untuk menambah uang mereka.
Jika kita ingat jaman dulu ada cerita mengenai babi ngepet, tuyul, dukun(mencari tau nomor togel), d.l.l yang tidak lain tujuan adanya mereka adalah untuk menambah harta si pemakai. Yang sekarang bisa kita “modernisasi” dan kita rasionalkan dengan investasi. Sehingga tidak perlu lagi berhubungan dengan yang mistis-mistis untuk bisa menjadi kaya. Terakhir, semuanya tergantung kepada pribadi masing-masing, jika kalian ingin yang instan, silahkan saja. Hanya mengingatkan teori ini, bahwa sesuatu yang terlalu cepat didapat akan cenderung cepat juga hilangnya.

Itu saja artikel kali ini, sekian dan selamat menggandakan uang~~~

Tuesday, September 20, 2016

Kesalahan = Kebodohan?

Halo semuanya, kembali lagi bersama saya di blog yang berbahagia ini. Kali ini bahasannya lumayanseru nih(menurut saya sih), karena yang akan kita bahas kali ini adalah sesuatu yang pernah atau bahkan sering kita lakukan di kehidupan kita.
Apa itu? Ya, seperti nama judul artikelnya, yaitu Kesalahan!!!
Kita mulai dengan pertanyaan pertama saya. Adakah orang yang kalian kenal yang tidak pernah berbuat kesalahan? Kalau ada berarti ngalah-ngalahin nabi orangnya itu mah, wong nabi-nabi aja terkadang masih berbuat kesalahan kok.
Jika kita ingat alasan pertama kali kita ada di muka bumi ini sendiri tidak lain dan tidak bukan adalah karena kesalahan bukan? Yap, kesalahan 2 nenek moyang kita yang memakan buah yang tidak seharusnya tidak mereka makan. Sudah jelas-jelas dilarang masih dilakukan juga, saat itu yang ngelarang tuhan langsung padahal, masih juga dilanggar, apalagi cuma manusia yang ngelarang.
Dan bukan sedikit kisah orang-orang yang menjadi sukses karena terus belajar dari kesalahan yang pernah mereka perbuat di masa dulu. Kita ambil contoh pencipta brownies, yang tercipta karena kesalahan sang koki yang lupa memasukkan bahan kue pengembang yang biasa kita sebut baking powder kedalam resep adonan kue bolu coklatnya. Ada juga Colonel Sanders, pencipta KFC, yang dulunya berkali-kali gagal dalam menawarkan produk ayam gorengnya kepada orang-orang sampai akhirnya sekitar 10 tahun dari pertama kali dia mencoba dia menjual franchise KFC tersebut pada tahun 1964 dengan harga 2jt US Dolar.
Anehnya, walaupun kita semua tahu cerita itu, kita masih saja dibesarkan di lingkungan yang menganggap kesalahan itu sesuatu yang bodoh. Terutama ketika kita di sekolah, jika kita salah menjawab soal yang diberikan guru, maka nilai kita akan menjadi rendah, dan secara tidak langsung orang-orang akan mencap kita sebagai orang yang.. bodoh. Sungguh cara mendidik yang tidak masuk akal menurut saya.
Adapun yang mau saya tekankan disini sebenarnya adalah “Janganlah takut berbuat salah”. Coba ingat kembali kehidupan kalian dari kalian lahir sampai kalian “besar” seperti sekarang(besar umurnya maksudnya ya). Hal apa yang paling kalian ingat dari jutaan pengalaman yang pernah kalian lalui? Tidak tahu apakah hanya saya atau kalian juga, namun bagi saya kenangan yang paling melekat dan selalu terulang-ulang adalah ketika saya berbuat kesalahan.
(Nilai rendah bukan berarti bodoh, mungkin saja karena jawaban kita berbeda dengan yang diinginkan si pemeriksa)

Kembali ke tema blog ini. Ya, maaf kalau kalian bosan, tapi berhubung karena blog ini memang tentang keuangan, jadi semua artikelnya harus ada sangkut pautnya ama keuangannya :3. Apa pengaruhnya bagi keuangan kalau begitu? Ya, saya akui saya pernah melalui masa-masa suram dimana saya kehilangan hampir 8jt-an gara-gara investasi bodong pada umur saya yang masih 20an pada saat itu(dan itu sangat besar bagi saya). Namun semenjak saya melakukan kesalahan itu(berharap return yang terlalu besar(30%/bulan)) saya jadi mengenal reksadana, dan dari situ saya kenal dunia saham, saya sering menjadi pembicara dalam seminar-seminar keuangan dan sampai akhirnya saya menciptakan blog ini dan juga reksadana saya sendiri yang bernama Ire Mutual Fund.
(Ekspresi waktu kehilangan uang berjuta-juta dulu)

Itu baru satu kesalahan saja. Masih banyak kesalahan-kesalahan saya lainnya di dalam proses mengurus reksadana tadi, dalam menjalani bisnis-bisnis saya, 
Namun saya percaya, kesalahan apapun itu, jika kita berhasil belajar darinya maka itu hanyalah proses bagaimana tuhan menciptakan kita menjadi manusia yang lebih tangguh dan lebih hebat lagi kedepannya.
Sehingga sebagai penutup, saya ingin menyampaikan kepada kita semua, termasuk saya juga, bahwa jangan takut berbuat kesalahan! Melakukan kesalahan itu adalah hal yang biasa, yang tidak biasa adalah jika kita sudah melakukan suatu kesalahan namun kita tidak belajar darinya. Sekian dari saya dan selamat belajar dari kesalahan~~~

P.S “What doesn’t kill you make you stronger

Wednesday, September 14, 2016

Manusia dan Sapi

(Image: Cow Monster in DDS 2)

Halohalo, Idul Adha sudah berlalu, terlihat banyak sapi dan juga kambing yang berguguran di jalan pada hari itu. Kasian ya kalau dipikir-pikir sapinya, mereka hidup untuk dipotong dan dimakan, mungkin beberapa dari mereka tidak ingin hidup seperti itu, ya  walaupun sepertinya tidak mungkin jika mereka ingin hidup bebas karena memang sudah begitu nasib mereka dari awalnya.
Lalu bagaimana jika manusia ternyata ada yang hidup seperti itu? Contohnya pada jaman dulu ada orang yang terlahir hanya untuk menjadi budak, terutama yang kulitnya hitam. Apakah hidupnya bahagia seperti itu? Saya rasa tidak. Karena apa mungkin ada orang yang bahagia dengan menghabiskan seluruh hidupnya hanya untuk melayani orang lain saja? Bukan saya pastinya.
Jadi apa sebenarnya perbedaan paling nyata antara kita dengan sapi-sapi tadi? Beberapa orang mungkin menjawab kita memiliki akal dan mereka tidak. Jawaban itu benar, namun bagi saya ada jawaban yang lebih tepat lagi.
Jika kita kaji kembali, berapa banyak pahlawan-pahlawan nasional kita yang tewas  dalam memperjuangkan nasib bangsa ini agar terbebas dari penjajah, jumlah mereka mencapai ratusan bahkan ribuan atau bahkan lebih. Bisa kita lihat juga perjuangan umat Islam ketika jaman Rasul dulu ketika mereka disiksa habis-habisan dan bahkan tidak jarang ada yang dibunuh karena tidak adanya kebebasan dalam beragama pada masa itu(masa Jahiliyah). Bahkan jika kalian tahu film Matrix, Hunger Games, Maze Runner, dan hampir semua film yang ada adegan berantemnya, penyebab dari pertengkaran itu tidak lain dan tidak bukan adalah karena memperebutkan satu hal, yang dinamakan KEBEBASAN.
Pada umumnya manusia cenderung mengulangi sejarahnya, maka bisa saya katakan bahwa orang-orang jaman sekarang juga masih menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mencari kebebasan di dunia yang modern ini, yang mana kebebasan tersebut telah bertransformasi menjadi Kebebasan Finansial.
Ya, akui saja. Sulit rasanya bisa bebas melakukan apa saja di jaman sekarang ini tanpa adanya uang bukan? Oleh karena itu saya disini ingin mengajak kita semua untuk bersama-sama mendapatkan kebebasan tersebut. Yang apabila mulai kita cicil sejak dini lebih baik lagi kedepannya. Dan berita baiknya, siapa saja baik tamatan sma maupun kuliah, baik dokter maupun pegawai, baik orang yang terlahir kaya maupun yang miskin sekalipun, semuanya bisa mencapai kebebasan finansial ini! Dengan sedikit (LINK SERANGAN), (PERTAHANAN), (MOTIVASI).
Sehingga berbahagialah kalian yang dulunya sering merasa minder karena nilainya kurang bagus di sekolah, yang dulunya susah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang memadai, ataupun yang malu dan marah karena terlahir di keluarga yang miskin. Ayo, bersama-sama kita capai kebebasan finansial tersebut, mungkin butuh waktu yang agak lama dan memiliki jalan yang berliku-liku, tapi jika itu demi kebebasan, why not?
Sekian dari saya dan selamat menggapai kebebasan!!!

Wednesday, August 31, 2016

Selamat tinggal kenangan KKN

(Kingdom Hearts Sora and Kairi)

Rasanya baru kemarin saya datang ke desa ini bersama teman-teman sekelompok untuk menjalani KKN di Desa Mandirancan Kuningan, dan ternyata dalam beberapa hari lagi sudah harus kembali lagi ke Bogor untuk menjalani kuliah seperti sedia kala.
Sedih? Lumayan, walaupun sebenarnya agak malu untuk mengakuinya. Jujur saja walau bagaimanapun kenangan ketika tinggal bersama 5 orang teman seperjuangan KKN itu membekas di hati. Tidak bermaksud lebay, namun aku yakin kenangan indah ini tidak akan terlupakan sampai akhir hayatku kelak.
Oke, cukup bagian sedih-sedihnya.
Adapun kali ini aku ingin menekankan mengenai kehidupan orang-orang di desa ini yang ternyata sudah sama seperti orang yang sudah mengalami masa-masa pensiun! Atau lebih spesifiknya gaya hidup mereka mirip sekali dengan Mr.Moneymustache yang menjadi panutanku selama ini. Terutama jika dilihat dari gaya hidup hemat mereka, yaitu memasak dirumah sendiri(makan dirumah), tidak memakai mobil untuk jalan-jalan(pakai motor aja cukup), tinggal di tempat yang dekat dengan kantor(memotong biaya transport secara drastis), memilih tempat wisata yang bernuansa alam dibandingkan ke mall(yang pastinya sangat bersahabat buat kantong), d.l.l.
Dan dengan hidup seperti itu mereka bahkan terlihat lebih santai dan bahagia daripada orang-orang di kota(terlihat dari mereka sangat sering tersenyum dan tertawa). Sungguh keren bukan? Jadi apakah ini berarti kehidupan seperti ini yang saya inginkan selama ini? Mungkin saja. Dan jika memang benar ini yang saya inginkan berarti tuhan sudah memberikan saya trial dari kehidupan yang seharusnya saya dapatkan 10 tahun lagi.
Memang orang-orang di desa ini memang hidup seperti orang yang sudah pensiun, HANYA SAJA apakah mungkin orang kota seperti kita hidup seperti mereka? Oleh karena itu mari kita bahas satu persatu tindakan mereka.
Pertama, mereka memasak sendiri karena belum banyak restoran/kafe yang bagus di dekat rumah mereka, sehingga pilihan untuk hang out ataupun nongkrong-nongkrong masih sangat terbatas. Sehingga mau tidak mau ya memasak sendiri.  Lain dengan kita yang tinggal di kota yang mungkin ada McD dan juga KFC atau bahkan Pizza Hut di dekat rumah kita, yang pastinya terkadang menggugah hati untuk makan disitu. Belum lagi kehidupan orang kota yang begitu sibuk sehingga terkadang kita tidak memiliki waktu untuk memasak.
Kedua, mereka tidak memakai mobil untuk jalan-jalan. Mengapa? Antara karena mereka tidak mampu(secara finansial) membeli mobil tersebut ataupun karena memang tidak ada garasi di rumah mereka untuk menaruh mobil tersebut. Sehingga mau tidak mau mereka harus naik motor jika harus kemana-mana. Bisa saja kita naik motor, karena lalu lintas di desa masih sangat aman(tidak seramai di kota) dan juga memang masih banyak jalur yang belum bisa dilewati mobil. Namun jika kita di kota, khususnya Medan, naik motor bisa menjadi sangat berbahaya karena semerawutnya orang-orang di jalanan, yang berarti kemungkinan kita untuk mengalami kecelakaan jauh lebih tinggi di kota daripada di desa. Sehingga bagi orang tua lebih memilih untuk tidak memberi izin kepada anaknya untuk membawa motor.
Ketiga, tinggal di tempat yang dekat dengan kantor/tempat bekerja. Ya hal ini wajar saja karena memang desa tersebut kecil. Sehingga jarak antara balai desa, polres, puskesmas, dan sejenisnya bisa dicapai dengan jalan kaki saja. Berbeda dengan orang-orang di kota yang terkadang jarak kantor dari rumah begitu jauhnya bisa saja karena lingkungan di kantor tersebut tidak semaju di daerah tempat kita tinggal, atau bisa juga karena tempat tinggal di dekat kantor kita sangat mahal karena kebetulan kantor kita terletak di pusat kota.
Keempat, memilih berwisata ke tempat yang bernunsa alam dibandingkan mall. Saya rasa alasan untuk yang keempat ini mirip dengan yang pertama, yaitu karena masih jarangnya mall di daerah mereka. Sehingga yang ada ya wisata alam yang sebagian jauh lebih murah dan tidak banyak menghabiskan uang dibandingkan pergi ke mall.
Saya yakin tidak semua beralasan seperti itu. Hanya saja saya pikir opini saya masuk di akal bukan? Dan karena itulah orang kota menghabiskan lebih banyak waktunya untuk bekerja dan mencari uang karena bantahan-bantahan yang ada dari nomor satu sampai empat tersebut.
Dan sejujurnya keempat tetek bengek itu adalah kumpulan dari bantahan orang-orang ketika ku ajak untuk pensiun muda selama ini. Yang mana pemikiran dan bantahan itulah yang menjadi dinding pembatas antara kehidupan mereka dengan bebas secara finansial di usia muda. Aku hanya ingin menyampaikan sekali lagi bahwa jangan anggap biaya hidupmu terlalu mahal untuk dicapai, kita sendirilah yang menentukan akankah biaya hidup kita mahal atau tidak dari keputusan-keputusan yang kita buat dalam membelanjakan uang kita. Dan kedepannya jika orang-orang meminta saran lagi mengenai bagaimana cara mendapatkan kebebasan finansial di usia muda? Maka aku akan menjawab tirulah gaya hidup orang di desa!

Sekian dan sampai jumpa di artikel berikutnyaaa

Thursday, August 11, 2016

4 tahap menuju Kebebasan Finansial

(Gambar: Munchlax Evolution)

Halo semuanya, bagaimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya.
Kali ini bahan cerita terbaru adalah mengenai tahap-tahap menuju kebebasan finansial yang saya temukan setelah beberapa kali menyampaikan materi ini kepada orang-orang disekitar saya.  Jika kalian pernah membaca artikel saya yang berjudul Waktu dan Uang, maka kalian pasti sadar bahwa orang seumuran kita ini (21 tahun) “kebanyakan” belum mempunyai pendapatan, sehingga belum banyak memiliki tabungan yang bisa diinvestasikan. Ya, secara garis besar inti topik kali ini adalah 3 hal tersebut.
Tidak salah jika orang seumuran kita belum mulai berinvestasi, karena memang belum ada “bahan” untuk diinvestasikan tersebut! Ya, rasanya sia-sia memang belajar mengendarai mobil jika kita tahu bahwa kita baru akan mempunyai mobil beberapa tahun kedepan. Namun seperti yang saya katakan di Berinvestasi dan membawa mobil, alangkah baiknya jika kita mulai belajar mempersiapkan diri terlebih dahulu sehingga ketika mobilnya datang, kita tidak perlu waktu lama untuk bisa mengendarai mobil tersebut.
Oleh karena itu mari kita mulai dari yang pertama, yaitu pendapatan. Ya, sebelum kita mendapatkan pekerjaan sangat wajar jika pendapatan kita masih dibawah UMR(Indonesia kita asumsikan berada di angka 3jt/bulan). Yang mana mayoritas kalau di Indonesia kalau bukan dari kiriman orang tua ya dari beasiswa. Yang berarti jika pendapatan kita masih di bawah 3jt/bulan bukan hal yang aneh jika uang yang kita dapatkan hanya habis-habis untuk kebutuhan sehari-hari sehingga tidak ada yang tersisa buat ditabung maupun diinvestasikan. Jadi sudah tahu apa tahap pertamanya? Ya, Tingkatkan Pendapatan!!! Tidak sesusah yang dibayangkan, jika kalian memang termasuk orang yang pekerja keras dan pekerja cerdas bukan tidak mungkin kalian mendapatkan gaji diatas 10jt ketika kalian masih berusia 26-30 tahun. Untuk detail mengenai bagaimana cara meningkatkan pendapatan mungkin akan saya bahas dilain waktu, karena ada begiiiitu banyak cara agar pendapatan kalian meningkat. Mulai dari lembur, usaha sambilan, bermain saham, d.l.l
Adapun yang kedua adalah tabungan, jika kalian mau contoh ekstrimnya bisa melihat kepada artis-artis diluar sana yang pendapatannya puluhan bahkan ratusan juta tapi tidak jarang ketika mati malah meninggalkan hutang. Kenapa sampai begitu? Saya rasa kalian sudah tahu jawabannya kan, karena tidak ada sepeserpun dari pendapatan mereka yang mereka tabung! Setiap pendapatan yang ada sama dengan pengeluaran dan beberapa bahkan pendapatan banding pengeluaran adalah 1:2, yang berarti mereka berhutang untuk memenuhi “kebutuhan” hidup mereka! Dan memang inilah yang membuat perusahaan kartu kredit semakin besar setiap harinya. Kembali lagi ke pembicaraan awal kita, oleh karena itu saya menekankan sekali lagi bahwa “bukan seberapa besar yang bisa kau dapatkan, melainkan berapa banyak yang dapat kau simpan.” Seperti yang dikatakan oleh Robert T. Kiyosaki.
Mungkin pada bertanya-tanya berapa persen tabungan yang disarankan, jika kalian ingin menjadi orang yang hidupnya damai-damai saja dan bekerja terus sampai masa pensiun tiba, maka 10-20% saja cukup. Namun jika kalian ingin mendapatkan kebebasan finansial di masa yang lebih muda seperti saya, maka kalian perlu meningkatkan persen tersebut. Dalam artikel MMM yang satu ini, sudah dibahas dengan detail bagaimana perubahan persentase dalam tabungan kalian dapat memotong masa bekerja kalian. Gampangnya gini, jika kalian bekerja dan menabung 0%, maka kalian harus bekerja selamanya untuk bisa hidup. Namun jika kalian bekerja dan bisa menabung 100%, maka kalian bisa berhenti bekerja kapanpun yang kalian mau!!! Sehingga untuk pembaca blog ini saran dari saya cobalah untuk meningkatkan tabungan kalian minimal sebesar 50% dari pendapatan kalian setiap bulannya. Agar kalian bisa mencapai kebebasan finansial dalam waktu kurang dari 20 tahun sejak kalian mulai menabung. Terdengar mustahil? Benar, jika kalian mengabaikan tahap pertama yang saya sampaikan barusan. Jika kalian sudah melaksanakan tahap pertama dengan baik, maka seperti artikel saya terdahulu, sekarang saatnya kalian untuk meningkatkan saving dengan cara melatih Pertahanan kalian.
Oke, kita sudah menabung 50% dari pendapatan kita setiap bulannya, lalu apa? Disini perbedaan antara orang “kaya” dan “miskin” yang sering tidak disadari oleh orang-orang. Kalian mungkin pernah melihat teman-teman kalian yang pelit dalam hidupnya, seakan-akan uangnya akan dibawa mati saja. Mungkin saja dia merasa hemat, walaupun sebenarnya pelit dan hemat itu hal yang sangat berbeda. Ya, orang pelit/miskin mungkin memiliki saving yang lebih tinggi dari orang rata-rata, namun mereka tidak akan pernah bisa kaya jika mereka tidak memasuki tahap ketiga, yaitu investasi. Jika kalian bingung dengan apa yang harus dilakukan di tahap ini, maka ingat teori ini “buatlah uang bekerja keras untuk menghasilkan uang lagi untukmu”. Melalui apa? Ya, saya juga sudah membahas topik ini dengan tuntas disini. Sehingga saya tidak membahas itu lagi di postingan kali ini ya.
Untuk persentase, semakin besar yang kalian investasikan pastinya semakin besar return yang akan kalian dapatkan, sehingga bisa saya ambil angka optimalnya adalah 90-95% dana diinvestasikan dan 5-10% dalam bentuk kas(termasuk tabungan). Mengapa begitu? Padahal jika financial advisor selalu menyarankan memiliki dana cadangan, dana sekolah anak, dana ini itu wa wa waa. Tenang saja, kita bahas pelan-pelan disini mengapa persentase itu bisa terjadi. Yang pertama saya asumsikan karena pembaca blog ini bukan orang yang memang bekerja di bidang finansial berarti investasi yang paling sering dilakukan adalah reksa dana. Untuk dana cadangan sendiri sebenarnya bisa saja dalam bentuk reksadana uang, karena likuiditasnya yang tinggi(gampang dicairkan) dan juga tidak berisiko mengalami pengurangan nilai dalam waktu dekat. Untuk dana sekolah dan sesuatu yang bersifat jangka panjang maka ada reksa dana saham yang memang ditujukan untuk jangka panjang(>5 tahun). Sehingga tidak ada dana yang “menganggur” dalam kantong kita, yang pastinya akan mempersingkat waktu kita untuk menuju kebebasan finansial kita.
Pendapatan kita sudah mapan, tabungan per bulan sudah 50% dari pendapatan kita tadi, dan dana sudah diinvestasikan dari 90% total aset kita, apalagi tahap selanjutnya? Ya, mungkin tahap ini agak sedikit susah pada awalnya dan mungkin saja belum begitu banyak yang peduli dengan tahap terakhir ini, namun jika aset kalian sudah mencapai 3 Miliar keatas, tahap ini menjadi sangat krusial dalam menentukan kebebasan finansial kalian. Cukup basa-basinya, tahap keempat ini adalah Alokasi  Aset. Baru dengar? Tidak apa-apa, sederhananya ini adalah level selanjutnya dari tahap ketiga. Mengapa tahap ini diperlukan dan diletakkan di akhir? Sumber teori tahap ini adalah “Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang”.
Yang jika diceritakan seperti ini, Jono punya 3 Miliar hasil tabungan dan investasi dia selama ini. Namun dia melupakan tahap keempat, sehingga dia menginvestasikan semua hartanya di saham perusahaan yang dia anggap sangat potensial menghasilkan keuntungan kedepannya. Dan apa yang terjadi? Duar! Saham perusahaan tersebut turun 50% dalam 1 tahun dikarenakan oleh depresi besar yang terjadi seperti tahun 1998 dan 2008. Dan apesnya Jono saat itu sedang butuh-butuhnya uang untuk membiayai sekolah anak keduanya dan pernikahan anak pertamanya, sehingga mau tidak mau dia menarik uangnya yang diinvestasikannya di saham perusahaan tersebut, yang berarti dia kehilangan 1,5 Miliar dalam waktu 1 tahun!!! Jika kalian mendengar bahwa bermain saham itu berbahaya dan hanya judi belaka pastilah kalian mendengar cerita tersebut dari orang-orang yang mengalami kasus seperti Pak Jono ini. Dia akan mencoba menyebarkan segala berita buruk mengenai pasar saham dan orang-orang yang ada didalamnya. Yang ternyata semua yang terjadi itu adalah kesalahan dia karena melewatkan tahap keempat dalam menuju kebebasan finansial.
Oke, cukup analoginya? Sehingga sekarang kalian sudah tahu betapa pentingnya tahap ini? Namun karena bervariasinya kehidupan pembaca saya belum bisa menyimpulkan persentase terbaik yang bisa diambil oleh sebagian besar orang. Adapun kalau ingin sedikit bocoran mengenai alokasi aset saya, maka persentase dari saya adalah 20% obligasi(untuk sekedar biaya hidup minimal maupun antisipasi kejadian-kejadian tak terduga ketika pasar saham sedang turun) dan 80% pada saham. Mengenai darimana angka tersebut datang akan dibahas dilain waktu ya, karena kalau dibahas disini akan panjang lagi ceritanya.
Jadi bagaimana? Sudah siap untuk memulai langkah baru dalam mencapai kebebasan finansial dalam kehidupan kalian?

See you on top guys!

Saturday, July 30, 2016

Ire Mutual Fund Performance

(Gambar: Persona 4 Cards)

Hai hai, sudah kenalkah kalian dengan “Ire Mutual Fund”(Reksadana Ire)?
Ya, Ire Mutual Fund sendiri adalah sebuah reksadana saham yang “dikelola oleh” Ire dan berdiri pada tanggal 1 Juli 2016. Yang mana “kebijakan investasi” yang diterapkan saat ini adalah 100% di saham, agar return yang dihasilkan bisa lebih besar dari reksadana saham pada umumnya yang biasanya maksimal alokasi dana untuk sahamnya berada di angka 80%.
Untuk “pengalokasian dananya” adalah 50-70% buat di “Buy and Hold”(investing) dan 30-50% buat di “Buy and Sell”(trading). Teknik yang biasa dipakai untuk invest sendiri adalah “buy on weakness”, yaitu membeli saham-saham yang harganya sedang terkoreksi(harga turun bisa karena bandar, atau harga saham sedang lebih rendah dari “harga sesungguhnya” perusahaan tersebut). Sedangkan saham yang ditrade lebih berfokus kepada saham yang “buy on break”, yaitu saham yang harganya naik dari harga tertingginya dalam beberapa waktu terakhir.
 “Investor” yang bisa menaruh dananya disini sangat terbatas, karena belum adanya badan hukum seperti OJK yang membawahinya/mengawasi, sehingga sangat rawan menjadi investasi bodong seperti yang sering kita lihat di sekitar kita. Jadi sejauh ini sih baru diri pribadi dan beberapa orang terdekat saja(keluarga).
Namun tidak apa-apa, mungkin seiring berjalannya waktu dengan kinerja yang baik dan bisa dipercaya, perlahan-lahan reksadana ini akan menarik perhatian orang-orang yang mau berinvestasi di zona high risk high return. Karena “return” yang dijanjikan Ire Mutual Fund sendiri berkisar di 15-24%/tahun, yang berarti bukan tidak mungkin dana yang dikelola juga bisa minus sampai 24%/tahun ketika melalui masa-masa krisis seperti tahun 1998 dan tahun 2008(semoga saja krisis berikutnya tidak terjadi pada tahun 2018 J). Namun dalam jangka panjang bisa dikatakan returnnya selalu positif kok, terutama jika investor tidak panik dan menarik dananya ketika sedang minus tersebut.
Untuk “biaya” sendiri, biasanya kalau reksadana pada umumnya mengenakan biaya beli 1-2% dan jual 0-1%(karena memang pendapatan mereka ya dari situ). Sedangkan kalau di reksadana Ire tidak dikenakan biaya apa-apa, karena “pendapatan pengelola” adalah dari bagi hasil return yang didapatkan, tergantung kesepakatan dengan investor. Sehingga untung sama untung, rugi sama rugi, tidak ada yang dirugikan bukan?
Oke, gitu aja perkenalannya. Mungkin kedepannya akan terus diupdate mengenai apa-apa lagi yang kurang dan perlu diperbaiki. Sekian dan selamat berinvestasi!

Asset Under Management(Dana yang dikelola) 
31 Juli = Rp 62.798.125
2 Agustus = Rp 72.998.125
22 Sept = Rp.90.500.000
31 Oct = Rp.90.500.000
30 Nov = Rp.80.500.000
30 Des = Rp.80.000.000

Return(Imbal hasil)
Juli = 4,6%
Agustus = 5,3%
September = -16,7%
Oktober = 3,98% 
November = 10,49%
Desember = -0,99%

Saturday, July 23, 2016

Bermain saham dan menyetir mobil, samakah?

(GTA V: Street Racing)

Halo semuanya, jika kalian mengikuti pergerakan pasar saham, khusunya di Indonesia(IHSG) maka kalian akan tahu bahwa kita sedang mengalami masa bullish(masa dimana harga saham secara keseluruhan naik). Kita ambil angka IHSG pada 28 Juni masih berada pada angka 4836, kemudian karena DPR meloloskan RUU Tax Amnesty, IHSG melesat hingga level 5268, yang berarti kenaikan sebesar 432 poin(+8,9%) hanya dalam 12 hari kerja saja! Dan akibat dari kejadian ini adalah banyaknya orang-orang yang mulai tergiur oleh return yang ditawarkan dari “investasi” di dunia saham.
Disinilah permasalahan sebenarnya mulai timbul. Berdasarkan pengalaman(baik di Indonesia maupun di luar negeri), kebanyakan orang mulai ikut “investasi” di pasar saham ketika pasar lagi keadaan bull seperti sekarang ini. Masalah pertama dari tindakan ini adalah mereka berkemungkinan besar mendapatkan return yang lebih rendah dibanding pemain-pemain yang sudah lama melakukan hold terhadap saham yang mereka miliki sebelum masa bullish datang. Masalah ini akan semakin diperparah dengan pemikiran pemain-pemain baru tadi yang berpikir bahwa “saya bisa kaya dalam 1 malam dari dunia saham!”. Sehingga semakin banyak orang-orang yang tidak bertindak rasional, seperti yang pernah terjadi, yaitu beberapa orang bahkan meminjam uang orang lain untuk dimasukkan ke pasar saham dan cerita selanjutnya adalah mereka rugi besar bukan karena apa-apa, melainkan karena mereka membeli “barang” pada harga yang tidak wajar lagi. Dan mereka melupakan inti dari pasar saham yang memang selalu berfluktuatif dari waktu ke waktu.
Orang-orang yang kehilangan banyak uang di saham tadi(bisa karena bunga dari uang pinjaman yang tidak kunjung bisa dilunasi, rugi yang “direalisasikan” karena menjual terlalu cepat, maupun terkena kasus penipuan karena menyerahkan uang kepada pihak yang mengatakan bahwa mereka akan memutarnya di saham) akan MENYEBARKAN pemikiran mereka bahwa “Pasar saham itu berbahaya! Jangan sekali-sekali taruh uangmu di saham kalau kau tidak ingin kehilangan uang tersebut!”, “Untung dari bermain saham hanya mimpi! Apalagi bisa menjadi kaya dari bermain saham!”, “Saham itu judi, haram!(padahal karena orang itu sendiri yang memainkan saham seperti judi”, dan banyak lagi pemikiran-pemikiran “unik” yang muncul dari orang-orang tersebut yang mungkin beberapa dari kalian sudah menanamkan pemikiran tersebut di otak kalian.
Saran dari saya? Buang jauh-jauh semua pemikiran itu! Jika boleh diiilustrasikan orang-orang yang rugi bermain saham itu bisa diumpamakan sebagai orang yang tidak mendapatkan pekerjaan yang bagus walaupun sudah kuliah di Universitas yang top, yang kemudian menyalahkan universitas tersebut karena tidak mampu membuat dia mempunyai kompetensi di lapangan kerja, yang kemudian orang tersebut akan bercerita kepada orang lain untuk tidak kuliah lagi di universitas tersebut jika ingin mendapatkan pekerjaan yang bagus. Masuk akalkah ilustrasinya?
Ilustrasi yang lebih gampang mungkin seperti ini, ada orang naik mobil, namun karena SIMnya nembak dan dia tidak pernah belajar menyetir dengan serius(belajarnya sekedar bisa bawa aja) orang tersebut pada suatu hari mengalami kecelakaan akibat tabrakan yang serius, yang mana mengakibatkan kerugian dari segi material dan juga mental kepada orang tersebut, dan kelanjutannya? Orang itu akan menceritakan kepada orang lain bahwa membawa mobil itu berbahaya! Atau jangan bawa mobil kalau kamu tidak ingin kecelakaan! Bisa juga orang tersebut mengatakan bahwa mobil yang dibawanya tersebutlah yang jelek sehingga mengakibatkan dia mengalami kecelakaan. Kita yang sudah tahu bahwa kecelakaan itu karena kesalahan orang tersebut tentu menganggap omongan tersebut tidak masuk akal bukan? Dan saya yakin setelah mendengar cerita orang tersebut kita juga akan tetap membawa mobil dengan tenang seperti sedia kala karena kita memang sudah belajar mengenai cara menyetir mobil yang aman dan benar.
Kembali lagi ke saham, bahwa yang mau saya peringatkan disini, pelajarilah dunia saham tersebut sebelum kalian benar-benar terjun kedalamnya, bukan karena tergiur dengan keuntungan yang besar saja. Dan kalaupun masih ada pemikiran kalian yang negatif dari dunia saham, mohon dihilangkan karena sesungguhnya tidak ada perbedaan yang signifikan dari bermain saham dan membawa mobil tersebut, perbedaannya hanya ada di pikiran kita saja.

Itu saja untuk kali ini dan mengisi malam mingguan dengan belajar saham! :D

Sunday, July 17, 2016

Kota vs Desa

(Gambar: Persona 3 and Persona 4)

Halo semua, sudah agak lama juga tidak ada artikel baru ya. Adapun kenapa, karena memang bulan ini termasuk bulan yang cukup sibuk. Di awal bulan seperti yang kita tahu ada lebaran yang merupakan hari raya umat Islam dan setelah lebaran langsung kembali ke Bogor untuk kemudian melakukan KKN-T(Kuliah kerja nyata tematik). Sudah kebayang gimana sibuknya lah ya? Hehe..
Setelah 2 hari di lokasi KKN, yaitu di Kuningan kecamatan Mandirancan, desa Mandirancan, saya mendapatkan beberapa ilham yang akan saya sampaikan kali ini.
Pertama, kehidupan di desa jauh berbeda dengan di kota seperti yang telah kita ketahui selama ini, namun yang uniknya biaya hidup di beberapa desa tidak jauh berbeda, bahkan bisa lebih mahal di desa dibandingkan di kota(selain Jakarta). Sehingga menurut saya hal ini akan menimbulkan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi desa tersebut, karena adanya peningkatan pendapatan yang tidak jauh berbeda dengan orang-orang yang hidup di kota. Namun sisi negatifnya kita sebagai orang kota akan semakin malas ke daerah desa karena selain harga yang lebih mahal fasilitas yang ada juga bisa dibilang jauh dengan yang ada di kota(tergantung desa dan kota apa yang kalian pikirkan ya).
Kedua, melanjutkan yang pertama mengenai biaya hidup, meskipun untuk makan dan tempat tinggal tidak jauh berbeda, namun dalam hal hiburan, di desa biasanya hiburan yang “menghabiskan uang” lebih sedikit, seperti mall dan restoran. Sehingga kita cenderung akan lebih hemat sih ujung-ujungnya. Jadi bagi kalian yang memang ingin pensiun muda seperti saya, kerja di desa bisa menjadi alternatif karena selain gaji yang lebih besar, kesempatan untuk berhedon ria juga lebih sedikit.  Jadi kegiatannya di desa ntar hanya kerja dan menabung saja(plus investasi pastinya). J
Ketiga, teknologi dan televisi membawa begitu banyak informasi yang membuat orang-orang desa jaman sekarang tidak kalah pintarnya dengan orang kota. Sehingga harus diperhatikan bahwa kedepannya persaingan akan semakin lebih ketat karena apa yang kita ketahui sekarang bisa sangat mudah diketahui orang desa melalui internet dan juga televisi. Ayo persiapkan diri kita guys!
Keempat, mahasiswa itu dianggap belum memiliki uang, karena belum bekerja. Saya tidak tahu ini hanya di desa atau di kota juga. Saya tidak bisa menyangkal pertanyaan ini secara keseluruhan, namun yang mau saya sampaikan bahwa benar memang mahasiswa belum bekerja sehingga belum mendapatkan uang, namun tidak berarti karena itu kita menjadi malas untuk belajar berinvestasi sedini mungkin dan menunda-nunda dengan alasan belum ada uang yang bisa diinvestasikan. Seperti yang telah saya sampaikan disini, justru pada saat kita belum punya uang itulah kita investasikan terlebih dahulu waktu kita untuk mempelajari cara berinvestasi tersebut. Sehingga kita kelak kita sudah bergaji ataupun berpenghasilan kita tidak bingung harus diapakan uang kita nanti(yang biasanya berujung pada dibelanjakan hal-hal yang kurang penting).
Mungkin itu saja kali ini, karena memang baru 2 hari juga saya disini, mungkin kedepannya jika saya mendapat ilham lagi akan segera saya sampaikan. Untuk penutup, bagi kalian yang mungkin butuh hiburan selama KKN-T ini bisa mencoba main Cashflow 101, game yang diciptakan Robert Kiyosaki di situsnya Rich Dad Poor Dad.
Sekian, dan terus semangat!!!


Saturday, July 2, 2016

Save Point 2

(Gambar: Kingdom Heart Save Point)

Hai, Alhamdulillah Ramadhan sudah berhasil kita lewati dengan penuh berkah dan lebaran sudah menunggu kita... Yeyy, yang masih dapet THR pasti udah ga sabar ya.
Btw apa kabar semuanya nih? Semoga baik ya, baik dari segi kesehatan, iman, dan tidak ketinggalan keuangannya juga dumz. Harusnya sih puasa jadi lebih hemat kan ya, kecuali tiap hari buber di tempat yang cukup menguras kantong ;)
Okelah, cukup basa-basinya, kali ini saya mau menyampaikan progress terbaru dalam beberapa hari ini, khususnya mengenai keuangan ya.
1.Ire Mutual Fund yang diresmikan tanggal 1 Juli 2016! Apa itu? Ya seperti namanya, yaitu reksa dana Ire, merupakan reksa dana saham yang dikelola secara privat oleh beberapa orang dan diketuai oleh Ire sendiri. Investor yang boleh masuk di reksa dana ini juga hanya investor tertentu saja, karena belum adanya sertifikasi atau jaminan yang bisa diberikan kepada investor. Sehingga bisa dibilang lebih berisiko dari segi keamanan modal. Namun kelemahan tersebut bisa ditutupi dengan target return yang lebih tinggi dari reksa dana saham pada umumnya.
Tidak tertutup kemungkinan kinerja reksa dana Ire ini bisa mengalahkan reksa dana saham pada umumnya, dikarenakan Asset Under Management yang tergolong "kecil" sehingga membuat reksa dana ini lebih “lincah” dalam keluar masuk saham tertentu. Dan lagi belum banyaknya ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai saham yang boleh dipilih dan hal-hal lain yang dilakukan Manajer Investasi(Ire d.k.k).
Bisa dibilang ini merupakan Mega Proyek karena jika bisnis ini bisa menunjukkan return yang memuaskan dari waktu ke waktu, tidak tertutup kemungkinan investor akan semakin percaya untuk menyerahkan uangnya ke dalam reksa dana ini ketimbang hanya ditaruh di deposito saja yang bunganya sudah sangat rendah sekarang dikarenakan suku bunga BI yang terus turun(sekarang 6,5%, berarti deposito Bank BUMN max hanya bisa 5,75% dipotong pajak 20% jadi cuma sekitar 4,5%/tahun. Pfft)
2.Sudah ada beberapa orang pembaca yang daftar reksa dana! Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi saya melihat akhirnya ada juga manfaat saya menulis selama ini(agak sedih gitu ya). Anyway, setelah beberapa kali berdiskusi dengan orang-orang mengenai reksa dana apa yang mau dipilih, saya sendiri menyatakan bahwa saya pertama kali ikut di Panin Asset Management, dan juga Bareksa. Yang lebih saya sarankan kepada pembaca yang lain adalah Bareksa ini, karena sistemnya yang online, jadi tidak terkendala oleh dimanapun kalian berada. Dan juga banyak fitur dan juga reksa dana pilihan yang sudah dinilai oleh tim Bareksa sendiri, baik dari segi risk maupun return-nya.
Namun bagi yang belum percaya terhadap Bareksa karena dia online, saya juga menyarankan untuk datang ke Mandiri dan tanya langsung mengenai apa saja reksa dana yang ditawarkan oleh mereka, yang biasanya akan disarankan reksa dana Schroder(karena itu yang terbagus sejauh ini). Sekedar mengingatkan, bahwa ada syarat NPWP untuk membuka rekening pertama kali, namun tidak usah khawatir, ada 2 solusi untuk kita-kita yang tidak punya NPWP, yaitu memakai NPWP orang tua maupun mengisi form yang menyatakan bahwa kita masih belum mempunyai NPWP.
Mungkin itu dulu saja, maaf kalau sesi kali ini agak banyak “menyombongkan” diri, tapi tujuan penulis memberi tahu pembaca adalah agar pembaca tahu bahwa penulis memang serius dalam membantu orang-orang khususnya dalam memperbaiki keuangan mereka.
Karena “uang tidak bisa membeli segalanya, tapi segalanya butuh uang”.

Sekian dari saya. Minal aidin walfa izin, mohon maaf kalau selama ini banyak kesalahan dalam penulisan dan cara penyampaian yaaa...