Halo semuanya, bagaimana perjalanan keuangan kalian sejauh
ini? Apakah sudah ada perubahan sejak pertama kali membaca blog ini? Saya harap
sudah. terutama ke arah yang lebih baik tentunya.
Jadi belakangan ini saya sedang dalam progress membaca buku “Your Money or Your Life”. Sebuah judul
yang unik, si pembuat buku sepertinya terinspirasi dari kejadian dimana ada
seseorang yang sedang ditodong pisau ataupun pistol dan kemudian ditanyakan” Harta
atau nyawa”? Yang saya dan dia yakin jawaban kita semua adalah lebih memilih
nyawa daripada harta. Tapi benarkah seperti itu?
Saya tidak tahu apakah yang saya ceritakan ini benar atau
tidak, namun setahu saya ketika kita sudah bekerja nanti, kita akan
menghabiskan “8 jam” hidup kita untuk bekerja setiap harinya, belum ditambah
waktu di perjalanan, waktu mencoba naik pangkat dengan mendekatkan diri kepada
bos dan teman sejawat, dan waktu istirahat kita yang terkadang habis untuk
lembur dan mengerjakan pekerjaan lain. Sehingga bisa dibilang dalam sehari 12 jam hidup kita habis hanya untuk
pekerjaan saja. Mari kita lihat gambaran sekilasnya.
Bangun jam 6 pagi, mandi, berpakaian serapi mungkin, kemeja
untuk pekerja kantoran, jas lab putih untuk yang kerja di rumah sakit, dan
seragam coklat untuk pegawai negeri. Naik commuter line ataupun kendaraan umum,
terkena macet, merasakan tergencet di kereta api, oh iya, sarapan kalau sempat.
Kerja dari jam 9 sampai jam 5, berhadapan dengan bos tercinta, berhadapan
dengan teman sejawat yang siap menikam dan menjatuhkan kita, berhadapan dengan
suplier, pasien, pelanggan, bertindak sibuk, melihat jam, melakukan hal yang
bertentangan dengan keinginan pribadi karena itu perintah bos, tidak lupa
tersenyum, dan akhirnya jam 5 sore. Kembali lagi menghadapi kemacetan seperti
tadi pagi, sampai rumah. Kalau punya istri/suami “mesra-mesraan” sebentar(kalau
masih ada tenaga), makan, nonton tv, tidur.
Dan mereka bilang ini yang namanya usaha untuk membuat
kehidupan yang lebih baik? Coba perhatikan berapa banyak orang yang terlihat
lebih bersemangat ketika mereka bekerja dibandingkan ketika mereka pulang
ataupun liburan. Bukankah yang kita lakukan itu secara tidak langsung sama saja
dengan menukar nyawa kita dengan harta? Banyak orang tidak begitu menyadarinya
karena itu terjadi dengan sangat perlahan.
Sampai pada akhirnya kita memiliki semua kenyamanan dan
kemewahan yang kita inginkan, namun mental “jam 9 sampai jam 5” itu akan
merasuk kedalam diri kita dan akan sangat susah untuk dilepaskan. Dengan
anggapan “Apa guna kita hidup kalau kita tidak bekerja?” Mimpi kita untuk
mencari arti hidup dan mencapai sesuatu yang kita inginkan perlahan menghilang
dengan kenyataan dunia politik, stres berlebihan akibat bekerja, kebosanan, dan
kompetisi yang intens.
Oleh karena itu buku ini hadir mencoba memberikan kita
langkah-langkah untuk bisa terbebas dari semua hal di atas. Yang pada intinya
adalah mengarahkan kita untuk mengenal uang lebih dekat lagi, lebih intim lagi,
bukan sebagai sesuatu yang terpisahkan dari diri kita, melainkan sebagai sesuatu
yang melekat dalam diri kita, menjadi bagian dari tubuh kita,yang senantiasa
perlu kita jaga, perlu kita rawat, dan perlu sering diperhatikan agar dia tidak
kabur(sama seperti pacar kita).
Dengan membaca buku ini kita akan mengetahui betapa
pentingnya arti sebuah uang dalam hidup kita. Jika kita digaji 4jt/bulan, yang
berarti 25 hari, 200 jam, kita akan mendapatkan bahwa pendapatan kita per
jamnya adalah 20rb. Dengan mengetahui hal itu, kita bisa tahu bahwa, contoh
kita makan di pizza dengan harga 100rb, maka kita tahu bahwa kita menukar 5 jam hidup kita untuk sekali makan! Contoh
lain adalah ketika menonton bioskop, kita membayar 50rb, yang berarti 2,5 jam
hidup kita. Dan bisa dilanjutkan dengan pengeluaran apapun dalam hidup kita.
Hanya dengan langkah yang ini saja saya yakin kalian tidak akan tega untuk
menghambur-hamburkan uang kalian lagi bukan? Uang yang didapat dengan
menukarkan waktu dan tenaga kalian, yang jika dihabiskan begitu saja maka tidak
akan bisa diganti kembali.
Tidak perlu menjadi pelit, karena jika memang kita
mengeluarkan uang untuk sesuatu yang benar-benar bernilai dalam hidup kita itu
berarti kita sudah berada di jalur kebahagiaan bukan? Hanya saja perlu
diperhatikan lagi mana pengeluaran yang memang benar-benar membuat kita bahagia
atau pengeluaran yang hanya membuat si penjual bahagia. Dan juga dengan
berkurangnya pengeluaran kita yang kurang penting, kita akan mempunyai
tabungan, bisa berinvestasi, dan sampai pada akhirnya kita bisa hidup dari
hasil investasi kita itu tanpa perlu mengurangi modal pokoknya.
Jadi, jika tiba saatnya kita diberi pertanyaan harta atau
nyawa? Maka kita bisa menjawab, saya memilih keduanya, terima kasih.
No comments:
Post a Comment