Sunday, July 17, 2016

Kota vs Desa

(Gambar: Persona 3 and Persona 4)

Halo semua, sudah agak lama juga tidak ada artikel baru ya. Adapun kenapa, karena memang bulan ini termasuk bulan yang cukup sibuk. Di awal bulan seperti yang kita tahu ada lebaran yang merupakan hari raya umat Islam dan setelah lebaran langsung kembali ke Bogor untuk kemudian melakukan KKN-T(Kuliah kerja nyata tematik). Sudah kebayang gimana sibuknya lah ya? Hehe..
Setelah 2 hari di lokasi KKN, yaitu di Kuningan kecamatan Mandirancan, desa Mandirancan, saya mendapatkan beberapa ilham yang akan saya sampaikan kali ini.
Pertama, kehidupan di desa jauh berbeda dengan di kota seperti yang telah kita ketahui selama ini, namun yang uniknya biaya hidup di beberapa desa tidak jauh berbeda, bahkan bisa lebih mahal di desa dibandingkan di kota(selain Jakarta). Sehingga menurut saya hal ini akan menimbulkan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi desa tersebut, karena adanya peningkatan pendapatan yang tidak jauh berbeda dengan orang-orang yang hidup di kota. Namun sisi negatifnya kita sebagai orang kota akan semakin malas ke daerah desa karena selain harga yang lebih mahal fasilitas yang ada juga bisa dibilang jauh dengan yang ada di kota(tergantung desa dan kota apa yang kalian pikirkan ya).
Kedua, melanjutkan yang pertama mengenai biaya hidup, meskipun untuk makan dan tempat tinggal tidak jauh berbeda, namun dalam hal hiburan, di desa biasanya hiburan yang “menghabiskan uang” lebih sedikit, seperti mall dan restoran. Sehingga kita cenderung akan lebih hemat sih ujung-ujungnya. Jadi bagi kalian yang memang ingin pensiun muda seperti saya, kerja di desa bisa menjadi alternatif karena selain gaji yang lebih besar, kesempatan untuk berhedon ria juga lebih sedikit.  Jadi kegiatannya di desa ntar hanya kerja dan menabung saja(plus investasi pastinya). J
Ketiga, teknologi dan televisi membawa begitu banyak informasi yang membuat orang-orang desa jaman sekarang tidak kalah pintarnya dengan orang kota. Sehingga harus diperhatikan bahwa kedepannya persaingan akan semakin lebih ketat karena apa yang kita ketahui sekarang bisa sangat mudah diketahui orang desa melalui internet dan juga televisi. Ayo persiapkan diri kita guys!
Keempat, mahasiswa itu dianggap belum memiliki uang, karena belum bekerja. Saya tidak tahu ini hanya di desa atau di kota juga. Saya tidak bisa menyangkal pertanyaan ini secara keseluruhan, namun yang mau saya sampaikan bahwa benar memang mahasiswa belum bekerja sehingga belum mendapatkan uang, namun tidak berarti karena itu kita menjadi malas untuk belajar berinvestasi sedini mungkin dan menunda-nunda dengan alasan belum ada uang yang bisa diinvestasikan. Seperti yang telah saya sampaikan disini, justru pada saat kita belum punya uang itulah kita investasikan terlebih dahulu waktu kita untuk mempelajari cara berinvestasi tersebut. Sehingga kita kelak kita sudah bergaji ataupun berpenghasilan kita tidak bingung harus diapakan uang kita nanti(yang biasanya berujung pada dibelanjakan hal-hal yang kurang penting).
Mungkin itu saja kali ini, karena memang baru 2 hari juga saya disini, mungkin kedepannya jika saya mendapat ilham lagi akan segera saya sampaikan. Untuk penutup, bagi kalian yang mungkin butuh hiburan selama KKN-T ini bisa mencoba main Cashflow 101, game yang diciptakan Robert Kiyosaki di situsnya Rich Dad Poor Dad.
Sekian, dan terus semangat!!!


No comments:

Post a Comment