Saturday, June 11, 2016

Efek Sedekah itu Nyata(2)

(Gambar: Infamous Second Son)
Halo semua, lancarkah puasanya? Semoga lancar ya ibadahnya baik yang wajib maupun yang sunah.
Jadi apa yang mau saya sampaikan kali ini? Kurang lebih sama seperti "Efek sedekah itu nyata". Ya, kebetulan saya masih penasaran dengan teori yang saya sampaikan sendiri sehingga saya mencobanya lagi dengan menyumbang sejumlah nominal dan berharap akan mendapatkan kembaliannya.
Tepatnya 19 Mei saya bersedekah jauh diatas biasanya, dan hari-haripun berlalu tanpa ada yang spesial. “Oh oke, mungkin kali ini memang balasannya sudah diwakilkan dari kesehatan, kedamaian, dan kebahagiaan yang saya miliki.” Mencoba untuk berpikiran positif, semua saya lalui dengan menganggap sumbangan tadi sudah berlalu begitu saja. Namun ternyata sekitar tanggal 25 Mei tuhan lagi-lagi seakan tidak sudi jika saya berpikiran seperti itu.
Saya menerima kabar bahwa seseorang yang sudah lama saya khayalkan untuk berjumpa (sebut saja D) ternyata akan main ke Jakarta dalam waktu dekat! Dan yang lebih uniknya yang mengabari tidak tanggung-tanggung, melainkan dari ibunya langsung! Yap, sudah kebayang kan gimana rasanya kalau kalian dihubungi “calon” mertua kalian seperti yang saya alami. Tidak selesai sampai disitu, tanggal 6 Juni, ketika mereka tiba di Jakarta, sayapun diundang untuk bermalam bersama mereka di hotel bintang lima, selama empat malam! Sejujurnya saya disitu merasa sedekah saya tadi sudah lunaslah terbayarkan dengan kejadian-kejadian di atas.
Namun apa mau dikata, Tuhan memberi lebih, saya yang dari dulu hanya bisa berharap untuk bisa pergi ke Dufan bersama keluarga saya namun tidak pernah tersampaikan karena orang tua saya yang kurang suka pergi ke tempat seperti itu(terakhir ke Dufan waktu SD kayaknya), tanggal 8 Juni saya kesampaian untuk pergi ke Dufan, dan bahkan bersama si D d.k.k! Dan begitu banyaknya nikmat-nikmat lainnya selama saya di Jakarta yang ternyata memang kalau diuangkan itu bernilai 10x lipat dari sedekah yang saya berikan pada tanggal 19 Mei tersebut!!!
Ya, sekarang saya mungkin terkesan seperti orang sombong, mengada-ada, seperti salesman yang mencoba mengelabui para konsumen untuk membeli barangnya, dan bahkan seperti orang yang menawarkan MLM ataupun investasi bodong. Apapun itu, yang saya sampaikan disini adalah berdasarkan kisah nyata yang saya alami sendiri. Yang mana membuat saya semakin mengagumi efek sedekah itu sendiri.
Sehingga dari kisah kali ini semakin tidak ada alasan saya untuk tidak menyisihkan harta yang saya miliki untuk disedekahkan kepada orang-orang yang membutuhkan. Sejujurnya kadang saya masih sering berpikir, bukankah menolong pengemis itu malah membuat mereka semakin malas? Seiring berjalannya waktu, saya menemukan artikel yang mengupas tuntas semua keraguan saya dalam bersedekah selama ini, yang bisa kalian lihat di situs Mr.MoneyMustache.
Adapun isi ringkas artikel tersebut menggambarkan bahwa memang benar jika kita hanya memberi orang ikan terus menerus tanpa mengajari mereka untuk memancing, mereka akan menjadi orang yang lemah dan akan cenderung malas karena senantiasa mengharapkan bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, sumbangan yang disalurkanpun tidak difokuskan untuk kegiatan konsumsi, melainkan kegiatan produktif dan tidak sekali pakai, seperti membelikan orang buku, menyumbang untuk pembangunan sekolah, membantu teman-teman yang bermasalah dalam membayar uang sekolahnya, dan hal-hal seperti itu. Sehingga kasarnya dari segi pahala juga bisa dibilang ga habis-habis perputarannya, jadi sumbangan yang kita berikan akan selalu menjadi pahala buat kita selagi orang yang menerima sumbangan memanfaatkan hal tersebut.
Adapun dari segi keuangannya, normalnya mungkin saya akan menyarankan sumbangan itu berada di 10% dari budget pengeluaran kita. Namun tidak ada salahnya jika kita mencoba meningkatkannya menjadi 30% kan? Apalagi di bulan suci Ramadhan yang mana setiap kebaikan yang kita lakukan dibales berlipat-lipat. Dan jangan lupa bahwa game yang saya sampaikan 1 Juni kemarin masih berlaku, sehingga bisa menjadi asuransi bagi kalian yang takut rugi ;).
Jadi kalau dalam bahasa MLMnya, “Tunggu apalagi? Penawaran ini tidak datang dua kali! Orang-orang yang sudah melakukannya terlebih dahulu sudah keliling dunia dan punya kapal pesiar! Jadi kapan giliranmu?” ^_^

n.b = abaikan yang bagian kapal pesiar dan keliling dunianya 

No comments:

Post a Comment