(Gambar: Infamous Second Son)
Halo semua, lancarkah puasanya? Semoga lancar ya ibadahnya
baik yang wajib maupun yang sunah.
Jadi apa yang mau saya sampaikan kali ini? Kurang lebih sama
seperti "Efek sedekah itu nyata". Ya, kebetulan saya masih penasaran dengan teori yang
saya sampaikan sendiri sehingga saya mencobanya lagi dengan menyumbang sejumlah
nominal dan berharap akan mendapatkan kembaliannya.
Tepatnya 19 Mei saya bersedekah jauh diatas biasanya, dan
hari-haripun berlalu tanpa ada yang spesial. “Oh oke, mungkin kali ini memang
balasannya sudah diwakilkan dari kesehatan, kedamaian, dan kebahagiaan yang
saya miliki.” Mencoba untuk berpikiran positif, semua saya lalui dengan
menganggap sumbangan tadi sudah berlalu begitu saja. Namun ternyata sekitar
tanggal 25 Mei tuhan lagi-lagi seakan tidak sudi jika saya berpikiran seperti
itu.
Saya menerima kabar bahwa seseorang yang sudah lama saya
khayalkan untuk berjumpa (sebut saja D) ternyata akan main ke Jakarta dalam
waktu dekat! Dan yang lebih uniknya yang mengabari tidak tanggung-tanggung,
melainkan dari ibunya langsung! Yap, sudah kebayang kan gimana rasanya kalau
kalian dihubungi “calon” mertua kalian seperti yang saya alami. Tidak selesai
sampai disitu, tanggal 6 Juni, ketika mereka tiba di Jakarta, sayapun diundang
untuk bermalam bersama mereka di hotel bintang lima, selama empat malam!
Sejujurnya saya disitu merasa sedekah saya tadi sudah lunaslah terbayarkan
dengan kejadian-kejadian di atas.
Namun apa mau dikata, Tuhan memberi lebih, saya yang dari
dulu hanya bisa berharap untuk bisa pergi ke Dufan bersama keluarga saya namun
tidak pernah tersampaikan karena orang tua saya yang kurang suka pergi ke
tempat seperti itu(terakhir ke Dufan waktu SD kayaknya), tanggal 8 Juni saya kesampaian
untuk pergi ke Dufan, dan bahkan bersama si D d.k.k! Dan begitu banyaknya
nikmat-nikmat lainnya selama saya di Jakarta yang ternyata memang kalau
diuangkan itu bernilai 10x lipat dari sedekah yang saya berikan pada tanggal 19
Mei tersebut!!!
Ya, sekarang saya mungkin terkesan seperti orang sombong,
mengada-ada, seperti salesman yang mencoba mengelabui para konsumen untuk
membeli barangnya, dan bahkan seperti orang yang menawarkan MLM ataupun
investasi bodong. Apapun itu, yang saya sampaikan disini adalah berdasarkan
kisah nyata yang saya alami sendiri. Yang mana membuat saya semakin mengagumi
efek sedekah itu sendiri.
Sehingga dari kisah kali ini semakin tidak ada alasan saya
untuk tidak menyisihkan harta yang saya miliki untuk disedekahkan kepada
orang-orang yang membutuhkan. Sejujurnya kadang saya masih sering berpikir,
bukankah menolong pengemis itu malah membuat mereka semakin malas? Seiring
berjalannya waktu, saya menemukan artikel yang mengupas tuntas semua keraguan
saya dalam bersedekah selama ini, yang bisa kalian lihat di situs
Mr.MoneyMustache.
Adapun isi ringkas artikel tersebut menggambarkan bahwa
memang benar jika kita hanya memberi orang ikan terus menerus tanpa mengajari
mereka untuk memancing, mereka akan menjadi orang yang lemah dan akan cenderung
malas karena senantiasa mengharapkan bantuan dari orang lain. Oleh karena itu,
sumbangan yang disalurkanpun tidak difokuskan untuk kegiatan konsumsi,
melainkan kegiatan produktif dan tidak sekali pakai, seperti membelikan orang
buku, menyumbang untuk pembangunan sekolah, membantu teman-teman yang
bermasalah dalam membayar uang sekolahnya, dan hal-hal seperti itu. Sehingga
kasarnya dari segi pahala juga bisa dibilang ga habis-habis perputarannya, jadi
sumbangan yang kita berikan akan selalu menjadi pahala buat kita selagi orang
yang menerima sumbangan memanfaatkan hal tersebut.
Adapun dari segi keuangannya, normalnya mungkin saya akan
menyarankan sumbangan itu berada di 10% dari budget pengeluaran kita. Namun tidak
ada salahnya jika kita mencoba meningkatkannya menjadi 30% kan? Apalagi di
bulan suci Ramadhan yang mana setiap kebaikan yang kita lakukan dibales
berlipat-lipat. Dan jangan lupa bahwa game yang saya sampaikan 1 Juni kemarin masih berlaku, sehingga bisa menjadi asuransi bagi kalian yang takut rugi ;).
Jadi kalau dalam bahasa MLMnya, “Tunggu apalagi? Penawaran
ini tidak datang dua kali! Orang-orang yang sudah melakukannya terlebih dahulu
sudah keliling dunia dan punya kapal pesiar! Jadi kapan giliranmu?” ^_^
n.b = abaikan yang bagian kapal pesiar dan keliling dunianya
No comments:
Post a Comment