(Kingdom Hearts Sora and Kairi)
Rasanya baru kemarin saya datang ke desa ini bersama
teman-teman sekelompok untuk menjalani KKN di Desa Mandirancan Kuningan, dan
ternyata dalam beberapa hari lagi sudah harus kembali lagi ke Bogor untuk
menjalani kuliah seperti sedia kala.
Sedih? Lumayan, walaupun sebenarnya agak malu untuk
mengakuinya. Jujur saja walau bagaimanapun kenangan ketika tinggal bersama 5
orang teman seperjuangan KKN itu membekas di hati. Tidak bermaksud lebay, namun
aku yakin kenangan indah ini tidak akan terlupakan sampai akhir hayatku kelak.
Oke, cukup bagian sedih-sedihnya.
Adapun kali ini aku ingin menekankan mengenai kehidupan
orang-orang di desa ini yang ternyata sudah sama seperti orang yang sudah
mengalami masa-masa pensiun! Atau lebih spesifiknya gaya hidup mereka mirip
sekali dengan Mr.Moneymustache yang
menjadi panutanku selama ini. Terutama jika dilihat dari gaya hidup hemat
mereka, yaitu memasak dirumah sendiri(makan dirumah), tidak memakai mobil untuk
jalan-jalan(pakai motor aja cukup), tinggal di tempat yang dekat dengan
kantor(memotong biaya transport secara drastis), memilih tempat wisata yang
bernuansa alam dibandingkan ke mall(yang pastinya sangat bersahabat buat
kantong), d.l.l.
Dan dengan hidup seperti itu mereka bahkan terlihat lebih
santai dan bahagia daripada orang-orang di kota(terlihat dari mereka sangat
sering tersenyum dan tertawa). Sungguh keren bukan? Jadi apakah ini berarti
kehidupan seperti ini yang saya inginkan selama ini? Mungkin saja. Dan jika
memang benar ini yang saya inginkan berarti tuhan sudah memberikan saya trial dari kehidupan yang seharusnya
saya dapatkan 10 tahun lagi.
Memang orang-orang di desa ini memang hidup seperti orang
yang sudah pensiun, HANYA SAJA apakah mungkin orang kota seperti kita hidup
seperti mereka? Oleh karena itu mari kita bahas satu persatu tindakan mereka.
Pertama, mereka memasak sendiri karena belum banyak restoran/kafe yang bagus di dekat rumah mereka,
sehingga pilihan untuk hang out
ataupun nongkrong-nongkrong masih sangat terbatas. Sehingga mau tidak mau ya
memasak sendiri. Lain dengan kita yang
tinggal di kota yang mungkin ada McD dan juga KFC atau bahkan Pizza Hut di
dekat rumah kita, yang pastinya terkadang menggugah hati untuk makan disitu.
Belum lagi kehidupan orang kota yang begitu
sibuk sehingga terkadang kita tidak memiliki waktu untuk memasak.
Kedua, mereka tidak
memakai mobil untuk jalan-jalan. Mengapa? Antara karena mereka tidak mampu(secara finansial) membeli mobil tersebut
ataupun karena memang tidak ada garasi
di rumah mereka untuk menaruh mobil tersebut. Sehingga mau tidak mau mereka
harus naik motor jika harus kemana-mana. Bisa saja kita naik motor, karena lalu
lintas di desa masih sangat aman(tidak seramai di kota) dan juga memang masih
banyak jalur yang belum bisa dilewati mobil. Namun jika kita di kota, khususnya
Medan, naik motor bisa menjadi sangat berbahaya karena semerawutnya orang-orang
di jalanan, yang berarti kemungkinan kita untuk mengalami kecelakaan jauh lebih
tinggi di kota daripada di desa. Sehingga bagi orang tua lebih memilih untuk
tidak memberi izin kepada anaknya untuk membawa motor.
Ketiga, tinggal di
tempat yang dekat dengan kantor/tempat bekerja. Ya hal ini wajar saja
karena memang desa tersebut kecil.
Sehingga jarak antara balai desa, polres, puskesmas, dan sejenisnya bisa
dicapai dengan jalan kaki saja. Berbeda dengan orang-orang di kota yang
terkadang jarak kantor dari rumah begitu jauhnya bisa saja karena lingkungan di
kantor tersebut tidak semaju di daerah tempat kita tinggal, atau bisa juga
karena tempat tinggal di dekat kantor kita sangat mahal karena kebetulan kantor
kita terletak di pusat kota.
Keempat, memilih
berwisata ke tempat yang bernunsa alam dibandingkan mall. Saya rasa alasan
untuk yang keempat ini mirip dengan yang pertama, yaitu karena masih jarangnya
mall di daerah mereka. Sehingga yang ada ya wisata alam yang sebagian jauh
lebih murah dan tidak banyak menghabiskan uang dibandingkan pergi ke mall.
Saya yakin tidak semua beralasan seperti itu. Hanya saja
saya pikir opini saya masuk di akal bukan? Dan karena itulah orang kota
menghabiskan lebih banyak waktunya untuk bekerja dan mencari uang karena
bantahan-bantahan yang ada dari nomor satu sampai empat tersebut.
Dan sejujurnya keempat tetek bengek itu adalah kumpulan dari bantahan orang-orang ketika
ku ajak untuk pensiun muda selama ini. Yang mana pemikiran dan bantahan
itulah yang menjadi dinding pembatas antara kehidupan mereka dengan bebas
secara finansial di usia muda. Aku hanya ingin menyampaikan sekali lagi bahwa jangan
anggap biaya hidupmu terlalu mahal untuk dicapai, kita sendirilah yang
menentukan akankah biaya hidup kita mahal atau tidak dari keputusan-keputusan
yang kita buat dalam membelanjakan uang kita. Dan kedepannya jika orang-orang
meminta saran lagi mengenai bagaimana cara mendapatkan kebebasan finansial di
usia muda? Maka aku akan menjawab tirulah gaya hidup orang di desa!
Sekian dan sampai jumpa di artikel berikutnyaaa